Satu tamparan keras mendarat tepat di wajah sang mertua, membuat kepalanya terpaksa menoleh mengikuti arah hantaman. Suara tamparan itu bergema, memantul di antara dinding parkiran, dan Zeron tidak lagi peduli sekalipun yang dia lakukan terkesan tidak sopan. Pria paruh baya itu sontak terhuyung sejenak, menahan rasa panas yang langsung menjalar ke pipinya. Tatapan terkejut sekaligus geram membaur di wajahnya. "Kau! Berani-beraninya kau menampar mertuamu, Zeron!!" bentak pria itu berusaha menjaga wibawa yang sebenarnya sudah runtuh di hadapan menantunya. Tentu saja yang dia harapkan adalah permintaan maaf secara langsung dari menantunya. Namun, alih-alih meminta maaf ataupun merasa bersalah, Zeron bergeming. Rahangnya kian mengeras dan sorot matanya menusuk tanpa ampun. "Tentu saja ber