Hingga langkah Laskar tak terdengar lagi, Zeron masih bergeming di tempatnya, diam dalam keterpakuan. Napasnya mengalir perlahan, namun rahangnya yang mengeras menunjukkan bahwa ada badai yang sedang bergemuruh di dalam dadanya. Pikiran pria itu tak berhenti memutar ulang setiap kata yang baru saja diucapkan oleh Laskar. “Setelah satu tahun selesai, Sonya akan kembali pada pemiliknya yang sebenarnya." Ucapan itu bagaikan paku yang menancap dalam ke egonya. Pemilik? Zeron tertawa kecil, hambar dan sinis. Siapa yang memberi hak pada pria itu untuk mengklaim seseorang sebagai Milik. Sonya bukan benda. Sungguh dia tidak terima, ketika kata itu keluar dari mulut Laskar, rasanya seperti tamparan keras yang membuat d**a Zeron panas. “Jadi, mereka sepakat balikan maksudnya?” batin Zeron pelan