BAB 117 - Belum, Bukan Tidak ~

1707 Kata

Ruang kerja pribadi Abimanyu dipenuhi aroma kopi hitam dan aroma kayu dari furnitur jati tua yang mengkilap. Lelaki paruh baya itu duduk di kursinya dengan tubuh bersandar, namun sorot matanya tetap tajam, memerintah. Di depannya, Boby berdiri dengan raut wajah yang tak bisa menyembunyikan kegelisahan. Sejak pagi mereka sudah membahas hal yang sama, berputar-putar dalam lingkaran yang tak kunjung menemukan ujung. “Saya sudah memberikan penawaran terbaik, Pak,” ujar Boby dengan suara tertahan. “Tapi pengakuan pria itu masih sama. Dia mengantuk, tidak lebih.” Helaan napas panjang terdengar dari Abimanyu. Helaan napas yang berat, penuh dengan kekecewaan dan kebuntuan. Matanya memejam sebentar, mencoba menahan emosi yang hampir meledak. Sudah dua minggu berlalu sejak insiden kecelakaan itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN