"Rasakan!!" Mobil mewah itu melaju tenang keluar dari kawasan gedung perusahaan, tapi amarah di dalam kabin jauh dari kata tenang. Zeron duduk di kursi kemudi dengan rahang mengeras, tatapan matanya lurus ke depan. Meski pandangannya sebenarnya kosong, dipenuhi bara yang berkecamuk. Tangannya mencengkram erat setir mobil, dan napas Zeron terasa lebih berat. Hingga, ketiga mobil berbelok di tikungan sepi, dia membuang napas kasar, dan mengumpat tajam. "Anggap itu hukuman karena lancang menyentuh istriku, bocah ingusan!!” Suara itu hanya terdengar oleh dirinya sendiri, tapi penuh dengan kebencian yang belum sempat dia lampiaskan. Masih Zeron ingat jelas kejadian di depan toko bunga waktu itu, tatapan Laskar pada Sonya, cara dia menanggapi ketika ditegur seolah punya hak atas diri Sonya