Nada suaranya tidak meledak, namun tegas. Setiap kata keluar dari bibirnya dengan ketenangan yang menyakitkan bagi Zeron, karena itu bukan kemarahan, melainkan bentuk keputusasaan yang tenang. Sebuah pertanda bahwa luka yang Sonya rasakan sudah terlalu dalam untuk bisa ditambal dalam waktu semalam. Sonya menatap Zeron untuk terakhir kalinya, lalu tanpa menunggu jawaban, dia membuka pintu dan masuk ke ruangan ibunya. Dan Zeron hanya bisa berdiri di ambang pintu, menatap punggung wanita yang terasa semakin jauh. Zeron tidak punya keberanian untuk masuk. Dia hanya berdiri di depan pintu ruang rawat itu, mematung seperti seseorang yang kehilangan arah. Tangannya sempat terangkat, berniat mengetuk pintu, namun mengendap kembali di sisi tubuhnya. Kepalanya menunduk, napasnya berat, dan pi