Pertanyaan Sonya tadi membungkam segalanya. Tak ada bentakan, tak ada nada tinggi. Hanya satu kalimat yang membuat dunia Zeron runtuh perlahan.
"Dengan dasar apa aku harus menjelaskannya? Masih ada hak melarang memang?"
Tubuh Zeron membeku. Kata-kata itu seperti angin dingin yang menusuk tulang. Lidahnya kelu. Dadanya sesak, seolah baru menyadari betapa jauh jarak antara mereka sekarang, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara hati.
Sonya berdiri di hadapannya seperti bayangan dari masa lalu yang pernah dia miliki, tapi kini tak lagi bisa ia jamah.
Tatapan itu dingin, penuh luka yang belum sembuh. Sementara dia sendiri masih menggenggam harap yang kian menipis.
Zeron tahu, dalam hatinya yang paling dalam, dia belum siap kehilangan. Dia belum rela melepaskan. Dia masih percaya, hubu
