Melody melirik Andi selama sedetik sebelum akhirnya ia mengikuti langkah Kavi. Ia merasa ngeri melihat senyuman miring pria tua yang ia sudah lupakan itu. Ia merasa jauh lebih lega ketika melihat Kavi menggendong Dika lalu menggenggam tangannya. Mereka berjalan cepat menuju parkiran luar mall tersebut. "Kok Papa buru-buru, sih?" tanya Dika seraya menjulurkan lehernya di atas bahu Kavi. "Aku 'kan masih pengen sama Kakek. Aku kangen main sama kakek." "Iya, tapi lain kali. Kamu liat, ini udah sore," ujar Kavi pada Dika. Dika mengangguk pelan. "Kakek kenapa nggak sama nenek, Pa? Itu tadi siapa? Kok bisa bareng kakek?" Kavi membuang napas panjang. Ia menurunkan Dika begitu mereka tiba di mobil. "Papa tahu kamu bakalan sedih, tapi mungkin ke depannya kamu nggak akan sering melihat kakek bare