Melody mengusap-usap pipi Dika dengan lembut. Anak itu bertingkah ceria selama beberapa hari, tetapi akhirnya tumpah juga air matanya. Melody merasa begitu sedih karena ia bisa memahami apa yang dirasakan oleh Dika. "Mama di sini, Sayang. Kita nggak akan terpisah lagi." Dika mengangguk. Ia tertawa sekarang karena Melody langsung mengangkatnya ke gendongan. Ia memeluk leher Melody lebih erat, menciumi aroma tubuh ibunya yang tak akan ia lupakan. "Aku sayang Mama." "Mama juga sayang banget sama kamu," ujar Melody. "Nah, ayo kita masuk. Mama sama Papa belum mandi, bentar lagi maghrib, jadi lebih baik kita masuk," kata Kavi. Dika mengangguk pada Kavi. Namun, kemudian ia terus menatap wajah Melody yang begitu dekat dengannya. Ia tersenyum senang. Ia punya mama. Itu adalah impian yang sudah