"Kavi, kamu nggak ngerti," kata Anggun cemberut. "Mama cinta banget sama papa kamu. Papa kamu bisa berubah. Mama juga sedang berusaha untuk jadi istri yang lebih pandai menyenangkan suami. Mungkin, selama ini papa kamu bosen sama Mama karena Mama kebanyakan ngomel dan Mama kurang perhatian sama papa kamu." Kavi menggeleng keras. Ia bosan dengan ucapan ibunya yang terus membela ayahnya. "Itu bukan salah Mama. Emang papa yang nggak beres dan doyan main perempuan." Anggun memainkan ujung selimutnya. "Makanya, kamu di rumah aja. Mama butuh kamu. Mama jauh lebih tenang kalau kamu ada di rumah. Mama nggak akan menuntut banyak dari kamu. Yang penting, kamu di sini temani Mama." Kavi membuang napas berat. "Ma, Mama tahu, Melody bulan depan mungkin udah melahirkan. Mana mungkin aku tinggal di si