Kavi mengedarkan matanya. Ia meraih serbet bersih di atas rak lalu mengulurkan itu pada ayahnya. "Aku tahu Papa pasti udah gangguin Melody." "Dia kasar dan menyerang Papa tiba-tiba!" Andi dengan jengkel menggunakan kain itu untuk menekan lukanya. Ia melotot tajam pada Melody yang begitu gemetar di belakang punggung Kavi. "Awas kalau kamu sampai bikin wajah aku cacat. Aku akan membalas kamu, aku akan menjebloskan kamu ke penjara!" "Papa jangan bicara sembarangan!" Kavi menunjuk ke arah CCTV yang ada di dapur. "Ada kamera di sini dan aku yakin semua ini bukan salah Melody. Lagian, itu cuma luka kecil. Papa nggak usah kayak anak kecil yang tantrum gara-gara kehilangan mainannya. Ingat, Melody bukan mainan!" Kavi merangkul Melody dan memeluknya. "Nggak apa-apa, Sayang. Aku di sini, aku bisa