Kavi melangkah cepat lalu mendorong pintu. Ia mengedarkan matanya dan kembali menemukan Melody. Ia menahan napas. Melody terlihat sama seperti dulu. Ia cantik, hanya rambutnya sedikit lebih pendek. Tubuh indahnya dibalut dengan celana jins panjang ketat dan blus warna sage yang membuatnya terlihat lebih anggun. Melody tersenyum, tetapi tidak dengannya. Kavi menggeleng. Ia hendak memanggil nama Melody, tetapi bibirnya kelu. Ia mencoba bernapas dengan lebih baik, tetapi dadanya menyempit. Ia hanya bisa menatap si pria membantu Melody mengenakan helm lalu mereka meninggalkan parkiran dengan cepat. "Mas!" Kavi tak ingin menoleh, ia ingin menyusul Melody—wanita itu—dan memastikan apakah dia memang benar adalah Melody. Kavi merasa gila, matanya memanas sementara tangannya mengepal erat. "Mas