Bab 91. Melihat Melody

1613 Kata

Anjar dan Sania bertatapan lalu tersenyum pada Kavi. Anjar menepuk lengan sahabatnya itu dengan lembut. "Ya, kamu benar. Melody udah tenang di sana dan kamu udah jadi ayah hebat selama ini. Kamu ayah yang luar biasa." "Maaf, aku udah bicara ngawur, Kak." Sania sedikit menyesal melihat kesedihan di wajah Kavi. Ia tak bermaksud membuat pria itu bersedih, tetapi terkadang ia merasa ada yang janggal dengan kematian Melody. Ia pun tahu, Kavi pasti juga berpikir demikian. Namun, Kavi terlalu berlapang d**a untuk mengikhlaskan semuanya. "Nggak masalah," tukas Kavi. Ia menghela napas panjang lalu menatap Hasan yang baru saja menggeliat pelan. Ia tersenyum tipis. "Masalahnya sekarang cuma Dika. Dika pengen aku ketemu sama gurunya besok dan aku nggak tahu aku harus ngomong apa ke wanita itu." "Ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN