"Aku mau ketemu anak aku," ulang Kavi. Anjar tersenyum tipis. Ia tahu ini akan membangkitkan semangat Kavi. Namun, ia tak tahu apakah Kavi sudah boleh meninggalkan tempat tidur atau belum. "Kamu belum bisa jalan, kamu butuh kursi roda," kata Anjar mengingatkan. Ia menoleh ke kaki Kavi yang dibalut oleh perban besar. "Aku nggak apa-apa," tukas Kavi. Ia mencoba duduk. Untuk pertama kalinya, Kavi merasa ia ingin bangun. Untuk pertama kalinya, ia memiliki semangat untuk menurunkan kakinya dari tempat tidur. "Bentar, kamu jangan maksain diri kamu," ujar Anjar seraya mendorong d**a Kavi. Namun, Kavi tampak tak peduli. Kavi menarik lepas selang infus dari tubuhnya hingga membuat Sania ngeri karena darah Kavi terlihat menetes. "Aku panggilkan perawat!" Gadis itu berseru lalu berlari ke luar