Air Mata yang Dibenci dan Tangis yang Dusukai

1324 Kata

“Ahjussi.” Panggilan ini menggerakkan kepala kedua pria yang masih menunggu di luar ruangan, tak terdengar. Sebab, ruang tertutup rapat oleh kaca. Para lelaki terlihat bersandar, masing-masing memejamkan mata. Entah tertidur atau hanya mengistirahatkan diri sejenak, yang jelas keduanya tampak lelah. Bimby menerbitkan senyuman, senang karena pertama kali sadar langsung mendapati Jofan dan Bimby menunggu. “Syukurlah, Jo Ahjussi sudah keluar dari persembunyiannya.” Dia bergumam sembari menarik diri, terasa sangat pusing sehingga kesulitan untuk sekadar duduk. Wanita tersebut menghentikan gerakan tubuh, menunggu pusing hilang. Baru dilanjutkan kembali untuk duduk, rasa sakit di perut sudah tak lagi terasa. Namun, pusing begitu kuat mengganggu sehingga penglihatan sedikit kabur. “Aku kenapa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN