Chapter 40. Kemunculan Rival.

1787 Kata

Lara memindai jam di dinding kamar. Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Namun kantuk belum juga menghampirinya. Terjebak dalam keheningan malam membuat pikiran Lara mengembara. Mengulang perjalanan hidupnya selama dua bulan lebih ini di desa Nglinggo ini. Kalau saja ayahnya tidak mengalami musibah waktu itu, mungkin saat ini sudah menyelesaikan skripsinya di Jajarta. Jangan mulai berandai-andai, Lara. Hadapi saja setiap rintangan yang ada di depanmu. Lara mengibaskan kepala. Ia harus harus tegar dan menghindari pikiran yang melemahkannya. Karena kantuk tak jua menghampiri, Lara mencoba berselancar di dunia maya. Ini adalah pertama kalinya ia membuka akun-akun media sosialnya. Setelah tiba di desa ini ia memang memutuskan untuk tidak berinteraksi di media sosial. Ia takut keberadaanny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN