"Tidak ada waktu spesifik untuk melakukan hal itu, Sesil. Saya tahu kamu tidak senaif itu tidak mengetahui perihal pembuahan. Lain cerita kalau kamu berusaha menampilkan citra polos untuk menarik perhatian saya. Saran saya, jangan. Saya muak dengan segala hal yang berbau manipulatif," ancam Bagas tegas. "Itu--panen bagaimana?" "Mengenai panen, ada Aris dan beberapa mandor senior lainnya. Kamu tidak usah mengkhawatirkan masalah pekerjaan. Saya sudah mengorganisir semuanya." Lara terdiam dengan tatapan nyalang. Ia kehabisan alasan. Ia tidak tahu harus mengatakan apalagi demi menunda eksekusi. Kegugupan dan piasnya wajah Sesil membuat Bagas berpikir keras. Mengapa Sesil ini terus berubah-ubah sikapnya? Sebentar mengatakan mencintainya. Sebentar lagi air mukanya menunjukkan keengganan bahk