43. Kado yang Meresahkan

1432 Kata

                “Pak Joko masih lama ya, Mas?” tanyaku untuk yang kesekian kalinya ketika siang itu aku dan Mas Adim belum juga berangkat ke Dieng. “Masih ganti ban, La. Dan katanya antri dua orang. Lagi pula kalau dipikir lagi malah bagus, kan? Biar pas kita sampai sana, udah dikebumikan.” “Iya juga, sih.” Aku kembali menghempaskan badanku di sandaran sofa yang ada dikamar.                   Ngomong-ngomong, saat ini aku dan Mas Adim sebenarnya sudah siap berangkat, tapi karena Pak Joko bilang ban mobil yang biasa digunakan ke luar kota udah aus, jadi beliau izin ganti dulu. Mas Adim setuju, ditambah lagi jalan menuju Dieng memang banyak jalan licin. Jadi tidak ada salahnya kami berhati-hati.                 Oh iya, mengenai barang bawaan, kami hanya membawa pakaian ganti seperluny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN