Rasa rindu itu membuncah. Saling bertatapan dan berpegangan tangan saja tidak cukup untuk saling melepas rindu. “Mengapa kamu tidak bilang kalau ingatanmu sudah pulih?” tanya Kienar disela tangisnya. Angga memeluk tubuh yang bergetar itu dan mencoba meredakan air mata yang terus membanjir. “Aku baru ingat. Belum seminggu aku ingat lagi. Tidak ada yang tahu. Hanya Nawang saja yang kuberi tahu. Bumi juga tidak tahu.” Kienar melepaskan pelukannya. Matanya masih penuh air mata dan suaranya hampir hilang ketika dia bertanya soal Bumi. “Betul dia kakakmu?” Angga mengangguk. Kembali Kienar melesakkan diri di pelukan Angga. Apa yang sedang terjadi pada mereka berdua. Bagaimana dia bisa menikahi Bumi jika lelaki itu betul-betul kakak Angga. Akan ada hari di mana Angga dan dia bertem