“Kamu harus kejar Nawang sebelum terlambat.” Lisa mengurai pelukan mereka dan menghapus air mata Aidan. Dipaksakannya senyumannya. “Hei, aku udah nggak papa. Kamu udah nggak punya kewajiban juga. Kita bisa jalan masing-masing setelah ini.” “Lu dari dulu selalu berusaha menyenangkan banyak orang. Padahal belum tentu orang itu senang dengan apa yang lu perbuat.” Aidan menggeleng. “Gue nggak bisa, Lisa. Nawang sudah punya Randu dan gue nggak mau mengacaukan yang udah berjalan dengan baik.” “Apa yang kamu maksud berjalan dengan baik? Nawang nggak bahagia sama Randu. Dia masih mengharapkan kamu Aidan. Kamu juga tahu itu, kan?” “Gue nggak enak sama Randu. Dia lelaki yang baik buat Nawang. Nggak brengsekk kayak gue.” Diusapnya pipi Aidan dengan perasaan sayang. “Kamu juga lelaki