“Kalau iya, kenapa?!” balasnya ketus. Airin pun berusaha untuk pergi dari sini, bisa-bisanya dia bertemu dengan pria itu di rumah kekasihnya. Bagaimana bila semua mengetahui masa lalu mereka, ditambah pria itu datang bersama istrinya. Bisa kacau dia. Arkan kembali menarik tangan gadis itu agar tidak menghindarinya. “Saya serius Airin,” kata pria itu lagi. “Aku juga serius, Om. Bahkan dia sudah melamarku," sahutnya seraya melepaskan tangan pria itu dari lengannya. “Jadi Bara, pria yang kamu maksud itu? Dia yang bawa kamu menetap di Jakarta?” tanya Arkan meminta penjelasan. Airin mengangguk. “Dia keponakan saya.” Pengakuan Arkan seketika membuat Airin membeku di tempat. Mereka satu keluarga? Airin benar-benar harus menjauh dari Arkan, atau kalau perlu dia juga harus mengakhir