Airin tidak mengindahkan perintah Arkan yang memintanya untuk resign dari cafe. Sore itu dia sudah berada di cafe dengan seragam kerjanya. Airin ingin menegaskan dirinya bahwa dia bukan wanita bayaran, dia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Meskipun teman-temannya masih menggeluti dunia per-sugar baby-an, Airin tidak akan tergiur lagi. “Lho, Airin?!” Tanpa sengaja Airin yang baru saja mengantar pesanan pada pengunjung cafe malam itu berpapasan dengan Gaston yang nampak terkejut melihatnya. “Permisi, Pak.” Gadis itu tidak peduli dengan keterkejutan Gaston yang melihat dirinya. Sudah pasti Arkan memberitahu lelaki itu kalau dia tidak diperbolehkan lagi untuk bekerja di cafe ini. Peduli setan dengan Arkan! Airin menatap meja di kitchen menunggu menu pesanan selesai dibuat. Pikirannya