Cia hanya bisa tertegun menyaksikan Tantri menarik lengan kedua orang tuanya untuk meninggalkan rumah itu. Sulis tentu saja langsung menurut sementara Gito terlihat agak sungkan dengan sikap yang ditunjukkan oleh Tantri di depan besannya. Ia agak cemas jika mereka akan membenci Tantri ke depannya. "Kami pamit dulu. Nanti Papa ajak bicara adik kamu, dia masih emosi," kata Gito. Cia tak merespons. Ayahnya tentu lebih membela Tantri dibandingkan dirinya. Dan itu membuatnya sangat sedih. Desti dengan lembut membelai bahu Cia dan memeluknya. Ia tak menyangka makan malam yang menyenangkan ini telah berubah menjadi malam yang menyedihkan untuk Cia. Ia pun sangat terkejut. Obrolan dengan Tantri tidak berakhir dengan baik. Dan Desti masih mencemaskan kedua putranya. Namun, tak ada pelayan yang m