Seminggu berlalu dalam kehidupan Cia. Dan hari ini akhirnya tiba waktunya ia kembali ke Jakarta. Cia sangat sedih karena ia harus meninggalkan Akbar. Ia sangat berterima kasih pada sepupunya itu karena telah menjaganya selama berbulan-bulan. "Bar, aku pamit, ya." Cia memeluk Akbar dengan lembut. "Ya, baik-baik kamu di sana," ujar Akbar. Cia mengangguk. Kedua matanya berkaca-kaca. "Nanti aku ke sini lagi kalau kamu nikah." "Kamu udah hamil besar, kalau kamu nggak bisa ke sini, nggak usah dipaksakan. Oke?" Akbar melepaskan pelukan lalu mengusap puncak kepala Cia. "Yang penting doanya aja. Waktu kamu nikah, aku juga nggak bisa datang karena baru di luar negeri." Cia mencebik. "Ya, nanti aku usahakan ke sini. Makasih udah mau aku repotin selama ini. Aku juga bawa mertua aku ke sini semua.