Setelah dua hari dirawat oleh Sarah, kondisi Putra mulai membaik. Demamnya turun, tubuhnya terasa lebih ringan, dan kepalanya sudah tidak terlalu berat. Namun, ada satu hal yang justru semakin mengganggunya—perasaannya pada Sarah. Sejak insiden tak terduga itu, di mana bibir mereka bersentuhan, suasana di antara mereka berubah. Keduanya sama-sama berusaha bersikap biasa, tetapi tetap saja ada kecanggungan diantara mereka. Pagi itu, Sarah masuk ke kamar Putra dengan nampan di tangannya. Aroma sup ayam hangat menyeruak, memenuhi ruangan itu "Putra, kamu mau makan apa? Aku bawain sup ayam, roti bakar sama teh hangat," tanya Sarah, mencoba bersikap sewajarnya. Putra yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang tidak langsung menjawab. Matanya hanya menatap Sarah sesaat sebelum akhirnya di