"Hiks, hiks ... Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak sanggup jika harus bersaing dengan wanita licik itu ...." Sisil duduk di ruang tamu dengan wajah penuh kesedihan. Matanya bengkak karena terlalu banyak menangis. Rasanya hatinya hancur saat Keanu tidak mengenalinya dan malah memilih percaya pada Sarah. Putra, yang duduk di sampingnya, menghela napas panjang sebelum akhirnya menepuk bahu adik iparnya dengan lembut. "Sisil, kamu nggak boleh menyerah begitu saja. Kamu istrinya, bukan Sarah. Kamu yang seharusnya ada di samping Keanu, bukan dia!" Sisil menggeleng lemah. "Tapi, Putra... Keanu nggak ingat aku. Dia percaya semua kebohongan Sarah. Bahkan, dia nggak percaya kalau mereka sudah bercerai. Gimana aku bisa melawannya kalau Keanu sendiri nggak berpihak padaku?" Putra menatapnya taj