“Mas Keanu!” gerutunya lirih sambil mencoba menggeser tangan kekar yang melingkar di pinggangnya. Namun, usaha Sisil sia-sia. Keanu justru semakin merapatkan pelukannya, menenggelamkan wajahnya di lekuk leher dan d**a Sisil. Napas hangatnya terasa menggelitik kulit. “Mas! Lepasin! Engap nih! Aku nggak bisa napas!” protes Sisil lagi, kali ini dengan suara yang sedikit keras. Alih-alih menjauh, Keanu malah mengeratkan pelukannya, dan tangannya bergerak pelan menyusup ke balik selimut, menyentuh sisi tubuh Sisil yang membuat wanita itu tersentak. “Mas, jangan—” Sisil memalingkan wajah, tapi suaranya terdengar jauh lebih lemah. Keanu menggumam pelan, suaranya berat dan serak, “Aku kangen kamu, Sil... Kangen banget...” Lidah Sisil kelu. Ia ingin marah, ingin menolak, ingin mengatakan bahw