Bab 3

1172 Kata
"Keanu ...." bisiknya tak percaya. Keanu adalah cinta pertamanya, pria yang dulu pernah membuat hatinya berbunga-bunga sebelum dia memutuskan untuk pergi setelah lelaki itu menikah dengan wanita lain. Kini, pria itu berdiri di depannya dengan tatapan yang sulit dia baca. "Saya Sarah, dan ini suami saya Keanu," ucap wanita cantik itu datar tanpa ekspresi. "Jika Anda setuju dengan semua perjanjiannya, maka kita akan segera melakukan prosesnya." Sisil mendongakkan kepalanya. Menatap lembut lelaki yang masih sangat dia cintai ini. Namun, yang membuat Sisil heran, kenapa Keanu seolah tak mengenalnya? Sisil terdiam dengan jantung berdegup kencang. Dunia seolah runtuh di hadapannya. Bagaimana mungkin takdir mempertemukan mereka dalam situasi seperti ini? Dan apakah dia bisa tidak terlibat secara emosional sementara dia mengandung bayi lelaki itu? --- Keesokannya, Sisil baru saja tiba di klinik fertilitas. Wanita itu mencari Keanu yang telah mengirimkan pesan padanya akan menemaninya. Selain itu, dia juga merindukan lelaki yang menjadi sahabatnya itu. Keanu yang melihat Sisil sudah tiba langsung mendekat dan menutup mata wanita itu dari belakang. Sisil tersenyum. "Keanu, lepasin." Lelaki itu pun melepaskan tangannya kemudian memeluk bahu sang sahabat. "Sil, kenapa kamu mau melakukan ini?" Sisil menghela napas panjang. Sebenarnya, dia enggan bercerita, tetapi, dia butuh teman untuk mencurahkan isi hatinya. "Ibu sakit jantung, dan harus segera dioperasi. Aku nggak punya cukup uang untuk membiayai operasinya," jawab Sisil. "Katakan, berapa uang yang kamu butuhkan. Aku akan memberikannya padamu secara cuma-cuma kalau kamu memberitahuku sebelumnya?" tanya Keanu. Sisil terdiam. Dia hanya menatap Keanu membuat lelaki itu sedikit salah tingkah. "Kenapa sih?" tanyanya. Sisil menggelengkan kepalanya. "Kenapa kemarin kamu sok nggak kenal sama gue? Terus, sekarang, tiba-tiba sok perhatian?" Bukannya meminta maaf, Keanu malah menjawil hidung sang sahabat. "Sarah itu cemburuan, kalau gue heboh saat bertemu kamu, bisa-bisa dia membatalkan perjanjian kita. Dan aku tahu kamu butuh uang, makanya aku diam saja pura-pura tidak kenal." Mereka pun duduk di ruang konsultasi klinik itu. Sisil duduk dengan gelisah di samping Keanu, menunggu penjelasan dari Dokter Anya yang tampak sibuk memeriksa beberapa dokumen hasil pemeriksaan. Dokter Anya pun meletakkan dokumen itu. Wajahnya yang kemarin cerah mendadak muram. "Maaf, jika saya harus memberitahukan kabar yang mungkin kurang baik," ujarnya dengan nada hati-hati. Keanu mengerutkan kening. "Apa maksud Anda, Dok?" "Hasil proses penanaman embrio menunjukkan bahwa embrio tidak berkembang dengan baik. Jadi, proses penanaman tidak bisa dilanjutkan," jelas Dokter Anya. Sisil terkejut, wajahnya memucat. "Lalu, apa yang bisa kita lakukan sekarang?" "Jika Anda ingin melanjutkan proses ini, ada dua pilihan," lanjut Dokter Anya. "Pertama, melakukan inseminasi langsung. Kedua, mengulang proses pengambilan sel telur dan s****a. Tapi itu tentu memakan waktu lebih lama." Keanu menghela napas berat, pikirannya berputar cepat. Dia tidak ingin proses ini gagal, terutama karena Sarah pasti akan marah besar jika mendengar kabar buruk ini. "Saya harus bicara dengan istri saya dulu," ujar Keanu sambil berdiri. "Tolong beri kami waktu sebentar." --- Keanu pun keluar dan menghubungi istrinya. Sarah yang saat itu tengah menjalani pemotretan di sebuah studio mewah sedikit kesal melihat ponselnya yang terus saja bergetar. Sarah pun akhirnya menjawab panggilan itu kala tahu yang menelepon adalah suaminya. "Halo, Sayang," sapa Sarah tanpa antusias. "Ada apa?" Keanu menghela napas. "Ada masalah dengan embrionya. Proses penanaman nggak bisa dilakukan." Sarah terdiam beberapa detik. "Jadi?" "Ada dua pilihan," jelas Keanu. "Kita bisa ulang prosesnya dari awal, atau langsung inseminasi hari ini." Sarah mendengus kesal. "Aku sibuk sekarang. Pokoknya selesaikan hari ini juga. Lakukan inseminasi biar nggak buang waktu." "Sarah, ini keputusan besar. Kamu yakin? Itu artinya, Sisil mengandung anak aku loh, kamu nggak keberatan?" Keanu mencoba memastikan. "Ya Tuhan, Keanu! Aku nggak punya waktu untuk drama ini. Lakukan saja apa yang perlu dilakukan," sergah Sarah dengan nada tajam. "Aku nggak peduli bagaimana caranya, yang penting aku nggak mau dengar kegagalan lagi." Telepon pun terputus tanpa penjelasan lebih lanjut. --- Keanu kembali masuk ke ruang konsultasi dengan wajah tegang. Sisil yang masih duduk di sana menatapnya penuh tanda tanya. "Sarah bilang apa? Dia ingin kita inseminasi?" tanya Sisil hati-hati. Keanu mengangguk, tapi ada keraguan dalam sorot matanya. "Tapi aku nggak mau melakukan ini hari ini." Sisil mengerutkan kening. "Maksud kamu?" Tak ingin rencananya diketahui oleh dokter Anya, Keanu pun meminta inseminasi dilakukan besok. Setelah itu, dia pun mengajak Sisil keluar dari ruangan dokter Anya. Keanu menarik tangan Sisil kemudian mengajaknya masuk ke dalam mobil. Sebelum berbicara, lelaki itu mengambil napas panjang. "Aku mau kita menikah dulu sebelum melakukan proses inseminasi." Mata Sisil membulat. "Apa? Keanu, ini nggak perlu." "Perlu," potong Keanu tegas. "Aku nggak mau ada beban moral. Kalau sampai proses ini berhasil, anak itu tetap darah dagingku. Aku nggak mau hubungan kita jadi sesuatu yang salah di mata Tuhan." Sisil terdiam, hatinya bergolak. "Tapi Sarah..." "Sarah nggak perlu tahu," ujar Keanu tanpa ragu. "Ini cuma pernikahan di bawah tangan. Nggak ada yang berubah setelah ini." "Kamu yakin?" Sisil mencoba memastikan kembali. Keanu pun mengangguk pasti. Sisil ingin menolak, tetapi tatapan mata Keanu yang penuh keyakinan membuatnya tak mampu berkata-kata lagi. --- Beberapa jam kemudian, mereka berada di rumah seorang ustaz yang sederhana. Tidak ada dekorasi mewah, tidak ada tamu undangan. Hanya ada Keanu, Sisil, ustaz, dan dua saksi. "Aku terima nikahnya Sisil Adinda binti Mahmud Anwar dengan maskawin tersebut dibayar tunai," ucap Keanu dengan suara mantap. Hati Sisil terasa berat. Tak pernah terbayangkan dia akan menikah dalam keadaan seperti ini. Pernikahan tanpa cinta, tetapi harus dilakukan demi sebuah proses medis yang harus dia jalani. Setelah akad selesai, Keanu menyerahkan sebuah amplop dan kunci kepada Sisil. "Apa ini?" tanya Sisil bingung. "Kunci apartemen dan dokumen pembantu yang akan menemani kamu," jawab Keanu datar. Sisil menggeleng. "Aku nggak butuh ini." "Kamu butuh tempat yang nyaman untuk menjalani kehamilan ini nantinya," ujar Keanu tanpa memberi ruang untuk perdebatan. "Sarah nggak perlu tahu. Jangan bilang apa-apa, padanya." Sisil hanya bisa terdiam, menerima kenyataan yang semakin rumit. Ingatan Sisil beralih pada ibunya. Dia ingin mengajak ibunya tinggal bersama setelah wanita itu keluar dari rumah sakit nantinya. "Keanu, apa boleh aku mengajak ibu tinggal bersamaku?" tanya Sisil hati-hati. Keanu terdiam sejenak, berpikir dampak ke depannya jika ibu Sisil mengetahui kalau Sisil menjadi ibu pengganti. "Apa kamu tidak takut seandainya ibu kamu tahu, kamu menjadi ibu pengganti?" Sisil menepuk dahinya. Kenapa dia bisa lupa masalah itu. Wanita itu pun akhirnya mengangguk. "Kalau begitu tidak perlu. Aku akan beralasan pada Ibu kalau aku bekerja di luar kota." "Kalau kamu mau, aku bisa menyewakan ibumu rumah kontrakan yang lebih baik dari rumah kamu sebelumnya," usul Keanu yang langsung ditolak oleh Sisil. "Tidak perlu, untuk masalah Ibu, biar aku urus sendiri." --- Keesokan harinya, proses inseminasi pun dimulai. Jantung Sisil berdebar hebat saat dokter Anya menyemprotkan benih lelaki yang baru saja menjadi suaminya. "Sudah selesai. Semoga berhasil kali ini," ujar Dokter Anya sambil tersenyum. Keanu menggenggam tangan Sisil sebentar sebelum melepaskannya lagi dengan canggung. "Kamu nggak perlu khawatir. Aku akan pastikan semua kebutuhan kamu terpenuhi." Sisil mengangguk pelan, meski hatinya masih penuh keraguan. --- Setelah mengantarkan Sisil ke apartemen, Keanu pun kembali ke rumahnya. Sisil langsung masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya yang lelah. Tak lama, bunyi bel berbunyi tiada henti. "Sisil! Buka pintunya!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN