Seperti perumpaan, kalimat yang Benjamin ucap barusan bagai mata pisau tajam yang sukses menghujam jantung Sinola hingga cairan bening pun mulai mengaliri pipi dara berusia 25 tahun itu. "Aku ... Aku udah berusaha untuk gak peduli. Tapi aku gak bisa, La." Tak hanya Sinola, bulir bening pun mulai turun di pipi Benjamin. Hatinya pun tak kalah pedih karena nyatanya ia sudah menyakiti hati wanita yang amat dicintainya dengan meninggalkannya untuk menjaga wanita lain. "Jadi maksud kamu ... kamu ninggalin aku?" lirih Sinola dengan tatapan kosong ke arah pria yang sedang tertunduk di hadapannya. "I swear, I love you so much. Cuma kamu di hati aku, Nola. But ..." Benjamin berusaha mati-matian menahan isaknya. "Tesa dan aku bernasib sama, La. Kami gak punya siapa-siapa dari awal. Aku—" "Terus

