“Kana, ....” Lita duduk selonjor di bangku kayu yang ada di balkon, menatap sebal terbilang manja Arkana. Di bangku kayu sebelah, Arkana yang juga duduk selonjor dan mengganjal punggung menggunakan bantal layaknya dirinya, berangsur mengalihkan fokus tatapannya dari layar ponsel. Arkana menatap Lita dengan wajah yang agak serius setelah hampir dua puluh menit lamanya, pria itu fokus berkirim pesan di ponsel. “Bosan, ih ... dari kemarin, kamu kurung aku terus!” lanjut Lita dan kali ini sengaja protes. Terhitung semenjak Arkana mengetahui kehamilannya, suaminya itu menjadi sangat posesif. Malahan, mereka sampai tidak keluar dari kamar. Semacam makan pun mereka pesan secara khusus. Arkana sangat memanjakan Lita. Semua yang Lita minta apalagi mengenai makanan dan minuman, langsung Arkana tu