"Perkenalkan, ini istri saya, Andjani." Suara Dewandaru terdengar di telinga Jena saat ini. Gadis itu bahkan membuka mulut lebar-lebar saking terkejutnya. Ia sangat tak percaya dan mengingkari apa yang baru saja didengarnya itu. "Tunggu!" Jena berseru dengan heboh di tempatnya. Mungkin karena kini Jena adalah sosok tak kasatmata di sana, jadi ia tak peduli suaranya akan terdengar orang- orang di sekitarnya itu. Tetapi yang jelas tak ada orang yang sampai menatap balik kepadanya. Artinya memang benar bahwa Jena dapat melakukan hal apapun. "Gue gak salah denger?!" Jena kembali menjerit heboh. Ia sampai menurunkan sebelah tangannya ke pinggangnya dan menatap Dewandaru dengan tatapan tak percaya. "Apa gue gak salah denger kalau Dewandaru sebut Andjani istrinya?!" Begitu Jena masih bers