Elsa meletakan ponselnya di meja, tangannya mengelus perutnya dengan begitu lembut. Kenapa rasanya bahagia sekali? Ia tidak sabar perutnya ini membesar, tidak sabar menikmati suka-duka hamil dan mempersiapkan semua keperluan untuk bayinya dengan begitu detail. Ah ... pasti akan sangat mengasyikan sekali. “Sayang ... nanti papa kemari, nggak boleh nakal kayak kemarin ya? Nggak boleh nolak kalau papa deketin kita ya, kasihan.” Elsa tersenyum, mungkin bagi beberapa orang tindakan yang Elsa lakukan ini konyol, tapi percayakah bahwa nanti di mana indera-indera janin sudah terbentuk dengan sempurna, ia akan bisa mendengar apa yang ibunya katakan, bapaknya ucapkan, mereka sudah bisa mendengar semuanya dan bahkan beberapa masih membawa ingatan itu ketika kemudian mereka lahir. Jadi mengajak bu