Jejak Malam yang Membara.

1183 Kata

Dalam mobil, suasana hangat namun canggung. Satu malam penuh gairah baru saja mereka lalui—batas antara nafsu dan perasaan mulai kabur. Jafran menatap tangan Zumena, yang kini memejamkan mata sebentar, seolah malu sekaligus menikmati detik-detik yang baru saja terjadi. “Kita … sudah sampai,” ucapnya akhirnya, nada rendah tapi lembut. Zumena menunduk, menatap kaca samping. “Ya … terima kasih sudah mengantarku,” katanya ringan, suaranya halus tapi ada nada menahan sesuatu. Jafran menahan dorongan untuk meraih tangannya. Ia tahu ada batas yang tidak bisa ia langgar malam ini. Zumena memberikannya ruang dengan cara halus, sopan, namun tegas. Jafran menatap Zumena dari samping. Ia ingin berkata sesuatu, tapi kata-kata tersangkut di tenggorokannya. “Sudah larut, aku rasa aku harus masuk sek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN