“Kamu dengar itu tadi?” tukas Sarah sambil menyeret Ara masuk ke kamarnya.
“Dengar apa? Ibu doang yang nguping tadi, aku ‘kan nggak kebagian!” ujar Ara ketus, kesal dengan kelakuan ibunya.
Sarah berdecak kesal, namun apa yang dia dengar di dalam tadi lebih penting daripada harus bertengkar dengan Ara kali ini.
“Aksa bilang dia sudah memberikan semuanya untuk Zalikha, itu artinya dia bahkan sudah menuliskan warisan harta kekayaannya hanya untuk anak sialan itu, kita bisa nggak kebagian!” geramnya.
Tapi Ara terlihat santai menanggapinya.
“Ya, itu urusan Ibu. Aku, sih, sudah aman karena suamiku cucu laki-laki keluarga Takizaki yang terkenal kaya raya. Dapat 10 persen dari harta warisan Kakek saja sudah bisa buat aku kaya tujuh turunan dan delapan tanjakan!” ujarnya terkekeh.
Tapi Sarah
