Aksa terkejut ketika melihat Zalikha kembali dengan tangan diperban. “Sayang, apa yang terjadi? Tanganmu kenapa?” tanyanya seraya cepat membantu menurunkan nampan ke atas meja. Zalikha tersenyum seraya melihat tangannya. “Nggak apa-apa, Yah, hanya luka sedikit tadi terkena air panas!” katanya. Aksa meluruhkan bahunya. “Harusnya kamu meminta pelayan saja untuk membuat kopi buat Ayah, tangan kamu menjadi luka seperti ini!” katanya sambil memegangi tangan Zalikha. “Nggak parah juga, Yah, Hugo membantu membalut lukanya tadi!” katanya tersenyum. Kening Aksa pun berkerut mendengarnya. “Hugo?” tanyanya heran. “Iya kebetulan tadi dia juga ada di dapur, aku bahkan sampai lupa untuk membuatkan dia kopi juga!” kata Zalikha dengan nada ringan. Tapi sebaliknya, Aksa merasa tidak enak hati kare