Bertaruh Nyawa

2213 Kata

“Mas tidak ke kantor hari ini?” tanya Laksa begitu melihat Rayyan tidak berganti pakaian. Pria itu masih dengan pakaian kasualnya—duduk memangku laptop di ruang tamu setelah sarapan pagi bersama. Setelah Rayyan sakit dan satu-satunya obat yang bisa menyembuhkannya hanya masakan Zira, Rayyan memang diizinkan tinggal di rumah utama. Hidup dengan tenang di tengah-tengah mereka apalagi semua orang sudah menerima termasuk Laksa. “Ada jadwal bertemu dokter Nilam untuk melakukan USG, Laksa. Jadi Mas libur,” jawab Rayyan sembari menoleh kilas dan saat itulah dia mendapati keberadaan Zira yang lewat di antara mereka sembari membawa tangkai bunga. Gamis kebesaran Zira yang berwarna kopi s**u tidak lagi mempan menutupi perut besarnya, tapi wanita itu tetap lincah seperti biasa. Zira bahkan merawatn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN