Prisa terbaring di atas ranjangnya menatap langit-langit kamar malam ini. Pikirannya masih terjebak dengan bayangan pertemuannya dengan Deni tadi di restoran.
Tanpa sadar sebulir air mata mengalir dan Prisa memutuskan untuk membiarkannya saja. Ia masih belum menyangka ternyata Deni menemukan wanita lain dengan cepat. Walaupun mereka memang sudah menyelesaikan semuanya dengan baik-baik, tapi tetap saja ini membuatnya sedih. Ia harus akui kalau dia memang menyayangi pria baik yang sejak dulu selalu ada untuknya.
Gadis itu menarik napas dalam sambil menghapus bekas air mata di wajahnya lalu mengambil handphone miliknya. Ia memeriksa pesan masuk dan ada beberapa pesan, namun pesan dari Deni lah yang pertama kali menarik perhatiannya.
.
.
Dari: Kak Deni
Pris, kamu mau denger cerita nggak?
.
Kepada: Kak Deni
Apa kak?
.
Dari: Kak Deni
Tentang yang tadi
Entah kenapa rasanya kakak perlu banget nyampain sesuatu agar kakak bisa ngerasa lega
.
Kepada: Kak Deni
Ya udah cerita aja kak
.
Dari: Kak Deni
Kakak dijodohin Pris
Sudah lama sebenarnya
Cuma ngehindar terus karena kamu.
Tapi untuk sekarang kayaknya kakak harus coba
Mana tahu memang ini jalannya
Kita juga sudah membicarakan ini
.
Kepada: Kak Deni
Dia cantik sekali
Apa dia baik?
.
Dari: Kak Deni
Sejauh ini tampaknya iya
.
Kepada: Kak Deni
Baguslah
Kakak fokus aja sama dia
Masalah kita kan udah selesai
Aku doain yang terbaik untuk Kak Deni dan calon kakak
Aku seneng dengernya
.
Dari: Kak Deni
Kamu juga ya Pris,
Sekarang kakak udah lebih lega rasanya setelah jelasin ke kamu
.
Kepada: Kak Deni
Hahaha
Kakak ga punya beban apa-apa ke aku kok
Makasih ya kak udah baik selama ini ke aku
Aku harap kakak bahagia
.
Dari: Kak Deni
Terima kasih kembali Prisa
Kamu juga orang yang sangat baik
Kamu juga pasti bahagia
.
.
Prisa berusaha tersenyum melihat pesannya dengan Deni sambil kembali menghapus air matanya lagi yang tanpa izin kembali mengalir. Ia memang harus belajar untuk move on sepenuhnya dari Deni.
Jari Prisa beralih melihat pesan lain dan itu adalah pesan yang berasal dari Dehan.
.
.
Dari: Pak Dehan
Saya dan Manda sudah sampai
Terima kasih ya Pris, untuk hari ini
.
Kepada: Pak Dehan
Sama-sama Mas Dehan...
.
Dari: Pak Dehan
Lain kali ayo pergi lagi
.
Kepada: Pak Dehan
Kalau mas nggak sibuk dan mau di repotin sama saya
Hehehe
.
Dari: Pak Dehan
Tentu saja saya mau
Saya belum nemu bagian mana yang direpotinnya.
Oh iya, kamu sudah cek rekening kamu?
.
Kepada: Pak Dehan
Hah?
Memangnya ada apa mas?
Sebentar saya cek dulu
.
Astaga Pak Dehaaan!?
Ini semua dari bapak?
Eh maksudnya Mas Dehan?
.
Dari: Pak Dehan
Syukurlah kalau sudah berhasil masuk
.
Kepada: Pak Dehan
Untuk apa ini mas?
.
Dari: Pak Dehan
Pegang aja dulu
Kamu udah ada tabungan buat kuliah Nania kan?
Kalau seandainya tabungannya kurang atau kepakai untuk hal lain,
Kamu boleh pakai itu untuk Nania
.
Kepada: Pak Dehan
Ya ampun mas
Ini serius?
Ini banyak sekali
.
Dari: Pak Dehan
Wkwkwk
Kan saya bilang pegang aja dulu
Tapi kalau kepakai ya bagus sekali
.
.
Prisa terdiam melihat pesan antar dirinya dan Dehan. Pikirannya kini sedang berputar dan setelah beberapa saat gadis itu tersenyum.
"Benar perkiraanku, tiap kali aku ngeluhin sesuatu ke Pak Dehan, dia pasti dengan cepat langsung ngirim uang untuk ngebantu."
Gadis itu dengan cepat bergerak mendekati cermin untuk melihat dirinya. Ia menyentuh wajah dan rambutnya sambil terus memperhatikan pantulan dirinya di cermin.
"Apa mungkin dia tertarik padaku? Kalau memang benar, itu artinya dia semakin mudah membantuku. Aku harus tetap mengusahakan Pak Dehan selalu seperti ini."
Gadis itu kembali meraih handphone miliknya untuk membalas pesan dari Dehan.
.
.
Kepada: Pak Dehan
Ya ampun, Mas Dehan baik banget
Terima kasih banyak ya mas.
Saya nggak ngerti kenapa Mas Dehan baik banget ke saya
.
Dari: Pak Dehan
Santai saja Prisa
.
Kepada: Pak Dehan
Mas kalau ada apa-apa bilang saya ya
Saya juga mau balas kebaikan mas
.
Dari: Pak Dehan
Saya yang makasih karena kamu sama keluarga kamu udah bikin Manda seneng
Tapi kalau kamu memang mau berterima kasih balik, lain kali kita jalan lagi ya
Hahaha
.
Kepada: Pak Dehan
Siyaaap mas
Kalau itu sih saya yang kesenengan
Hehehe
Kapan mas?
.
Dari: Pak Dehan
Wah, langsung nanya kapan aja nih
.
Kepada: Pak Dehan
Kecepetan ya mas?
Maklum, saya nya ga sabar
.
Dari: Pak Dehan
Ga papa kok
Asik malah
Kamunya ga segan lagi ke saya
Tapi maaf ya, belum bisa dalam waktu dekat
.
Kepada: Pak Dehan
Eh, kenapa mas?
.
Dari: Pak Dehan
Saya juga mau nyampain ini juga ke kamu tadinya
.
Kepada: Pak Dehan
Apa itu, mas?
.
Dari: Pak Dehan
Saya ditugaskan Pak Firman ke luar kota buat mantau kondisi pabrik
Selain mantau kabarnya juga ada beberapa masalah yang juga saya harus turun tangan langsung
.
Kepada: Pak Dehan
Oalah, seperti itu ya mas ternyata
Kapan perginya mas?
.
Dari: Pak Dehan
Besok akan sangat sibuk
Kemungkinan lusa saya pergi
Dan itu kemungkinan bisa lebih dari satu minggu
.
Kepada: Pak Dehan
Wah, lama juga ya mas
.
Dari: Pak Dehan
Saya mau titip Manda
Biasanya kalau ada kerjaan keluar kota Manda suka galau gitu.
Hahaha, memang lebay kadang anaknya
Apa nggak masalah dia keseringan ke tempat kamu selama saya keluar kota?
.
Kepada: Pak Dehan
Galau karena temannya di rumah nggak ada ya mas??
.
Dari: Pak Dehan
Iya sepertinya
Biasanya dia ke tempat Gama
Bahkan sampai nginep
Tapi sepertinya sekarang dia bakal sering ke tempat kamu
Secara Gama juga sering banget nyamperin Nania
Jadi saya mau minta maaf dari sekarang kalau mungkin akan lebih ngerepotin kalian, termasuk mama kamu.
.
Kepada: Pak Dehan
Ga papa kok mas
Mama saya palingan juga seneng
Mama sayang banget sama Manda
Mas Dehan ga usah khawatir
.
Dari: Pak Dehan
Jujur saya senang sekali bertemu kamu dan keluarga kamu, Prisa
Kalian sangat baik
.
Kepada: Pak Dehan
Lebih baik Mas Dehan sih kalau kata saya
.
Dari: Pak Dehan
Bukan apa-apa.
Sekali lagi terima kasih ya Prisa.
.
Kepada: Pak Dehan
Iya mas.
Selamat istirahat ya mas
.
Dari: Pak Dehan
Kamu juga selamat istirahat Prisa.
Selamat malam
.
Kepada: Pak Dehan
Malam mas :)
.
.
Prisa kembali melihat ke arah cermin memperhatikan dirinya sendiri. Ia hanya diam karena ia tengah dilema dengan pikirannya sendiri.
"Aku hanya perlu untuk bertahan menjalani kehidupan yang keras ini gimanapun caranya. Demi mama dan Nania. Selama satu minggu Pak Dehan di luar kota, aku harus terlihat jauh lebih cantik dan menarik. Ya, aku hanya akan mulai fokus pada Pak Dehan saja mulai dari sekarang."