45. Focus

1095 Kata
Prisa terbaring di atas ranjangnya menatap langit-langit kamar malam ini. Pikirannya masih terjebak dengan bayangan pertemuannya dengan Deni tadi di restoran. Tanpa sadar sebulir air mata mengalir dan Prisa memutuskan untuk membiarkannya saja. Ia masih belum menyangka ternyata Deni menemukan wanita lain dengan cepat. Walaupun mereka memang sudah menyelesaikan semuanya dengan baik-baik, tapi tetap saja ini membuatnya sedih. Ia harus akui kalau dia memang menyayangi pria baik yang sejak dulu selalu ada untuknya. Gadis itu menarik napas dalam sambil menghapus bekas air mata di wajahnya lalu mengambil handphone miliknya. Ia memeriksa pesan masuk dan ada beberapa pesan, namun pesan dari Deni lah yang pertama kali menarik perhatiannya. . . Dari: Kak Deni Pris, kamu mau denger cerita nggak? . Kepada: Kak Deni Apa kak? . Dari: Kak Deni Tentang yang tadi Entah kenapa rasanya kakak perlu banget nyampain sesuatu agar kakak bisa ngerasa lega . Kepada: Kak Deni Ya udah cerita aja kak . Dari: Kak Deni Kakak dijodohin Pris Sudah lama sebenarnya Cuma ngehindar terus karena kamu. Tapi untuk sekarang kayaknya kakak harus coba Mana tahu memang ini jalannya Kita juga sudah membicarakan ini . Kepada: Kak Deni Dia cantik sekali Apa dia baik? . Dari: Kak Deni Sejauh ini tampaknya iya . Kepada: Kak Deni Baguslah Kakak fokus aja sama dia Masalah kita kan udah selesai Aku doain yang terbaik untuk Kak Deni dan calon kakak Aku seneng dengernya . Dari: Kak Deni Kamu juga ya Pris, Sekarang kakak udah lebih lega rasanya setelah jelasin ke kamu . Kepada: Kak Deni Hahaha Kakak ga punya beban apa-apa ke aku kok Makasih ya kak udah baik selama ini ke aku Aku harap kakak bahagia . Dari: Kak Deni Terima kasih kembali Prisa Kamu juga orang yang sangat baik Kamu juga pasti bahagia . . Prisa berusaha tersenyum melihat pesannya dengan Deni sambil kembali menghapus air matanya lagi yang tanpa izin kembali mengalir. Ia memang harus belajar untuk move on sepenuhnya dari Deni. Jari Prisa beralih melihat pesan lain dan itu adalah pesan yang berasal dari Dehan. . . Dari: Pak Dehan Saya dan Manda sudah sampai Terima kasih ya Pris, untuk hari ini . Kepada: Pak Dehan Sama-sama Mas Dehan... . Dari: Pak Dehan Lain kali ayo pergi lagi . Kepada: Pak Dehan Kalau mas nggak sibuk dan mau di repotin sama saya Hehehe . Dari: Pak Dehan Tentu saja saya mau Saya belum nemu bagian mana yang direpotinnya. Oh iya, kamu sudah cek rekening kamu? . Kepada: Pak Dehan Hah? Memangnya ada apa mas? Sebentar saya cek dulu . Astaga Pak Dehaaan!? Ini semua dari bapak? Eh maksudnya Mas Dehan? . Dari: Pak Dehan Syukurlah kalau sudah berhasil masuk . Kepada: Pak Dehan Untuk apa ini mas? . Dari: Pak Dehan Pegang aja dulu Kamu udah ada tabungan buat kuliah Nania kan? Kalau seandainya tabungannya kurang atau kepakai untuk hal lain, Kamu boleh pakai itu untuk Nania . Kepada: Pak Dehan Ya ampun mas Ini serius? Ini banyak sekali . Dari: Pak Dehan Wkwkwk Kan saya bilang pegang aja dulu Tapi kalau kepakai ya bagus sekali . . Prisa terdiam melihat pesan antar dirinya dan Dehan. Pikirannya kini sedang berputar dan setelah beberapa saat gadis itu tersenyum. "Benar perkiraanku, tiap kali aku ngeluhin sesuatu ke Pak Dehan, dia pasti dengan cepat langsung ngirim uang untuk ngebantu." Gadis itu dengan cepat bergerak mendekati cermin untuk melihat dirinya. Ia menyentuh wajah dan rambutnya sambil terus memperhatikan pantulan dirinya di cermin. "Apa mungkin dia tertarik padaku? Kalau memang benar, itu artinya dia semakin mudah membantuku. Aku harus tetap mengusahakan Pak Dehan selalu seperti ini." Gadis itu kembali meraih handphone miliknya untuk membalas pesan dari Dehan. . . Kepada: Pak Dehan Ya ampun, Mas Dehan baik banget Terima kasih banyak ya mas. Saya nggak ngerti kenapa Mas Dehan baik banget ke saya . Dari: Pak Dehan Santai saja Prisa . Kepada: Pak Dehan Mas kalau ada apa-apa bilang saya ya Saya juga mau balas kebaikan mas . Dari: Pak Dehan Saya yang makasih karena kamu sama keluarga kamu udah bikin Manda seneng Tapi kalau kamu memang mau berterima kasih balik, lain kali kita jalan lagi ya Hahaha . Kepada: Pak Dehan Siyaaap mas Kalau itu sih saya yang kesenengan Hehehe Kapan mas? . Dari: Pak Dehan Wah, langsung nanya kapan aja nih . Kepada: Pak Dehan Kecepetan ya mas? Maklum, saya nya ga sabar . Dari: Pak Dehan Ga papa kok Asik malah Kamunya ga segan lagi ke saya Tapi maaf ya, belum bisa dalam waktu dekat . Kepada: Pak Dehan Eh, kenapa mas? . Dari: Pak Dehan Saya juga mau nyampain ini juga ke kamu tadinya . Kepada: Pak Dehan Apa itu, mas? . Dari: Pak Dehan Saya ditugaskan Pak Firman ke luar kota buat mantau kondisi pabrik Selain mantau kabarnya juga ada beberapa masalah yang juga saya harus turun tangan langsung . Kepada: Pak Dehan Oalah, seperti itu ya mas ternyata Kapan perginya mas? . Dari: Pak Dehan Besok akan sangat sibuk Kemungkinan lusa saya pergi Dan itu kemungkinan bisa lebih dari satu minggu . Kepada: Pak Dehan Wah, lama juga ya mas . Dari: Pak Dehan Saya mau titip Manda Biasanya kalau ada kerjaan keluar kota Manda suka galau gitu. Hahaha, memang lebay kadang anaknya Apa nggak masalah dia keseringan ke tempat kamu selama saya keluar kota? . Kepada: Pak Dehan Galau karena temannya di rumah nggak ada ya mas?? . Dari: Pak Dehan Iya sepertinya Biasanya dia ke tempat Gama Bahkan sampai nginep Tapi sepertinya sekarang dia bakal sering ke tempat kamu Secara Gama juga sering banget nyamperin Nania Jadi saya mau minta maaf dari sekarang kalau mungkin akan lebih ngerepotin kalian, termasuk mama kamu. . Kepada: Pak Dehan Ga papa kok mas Mama saya palingan juga seneng Mama sayang banget sama Manda Mas Dehan ga usah khawatir . Dari: Pak Dehan Jujur saya senang sekali bertemu kamu dan keluarga kamu, Prisa Kalian sangat baik . Kepada: Pak Dehan Lebih baik Mas Dehan sih kalau kata saya . Dari: Pak Dehan Bukan apa-apa. Sekali lagi terima kasih ya Prisa. . Kepada: Pak Dehan Iya mas. Selamat istirahat ya mas . Dari: Pak Dehan Kamu juga selamat istirahat Prisa. Selamat malam . Kepada: Pak Dehan Malam mas :) . . Prisa kembali melihat ke arah cermin memperhatikan dirinya sendiri. Ia hanya diam karena ia tengah dilema dengan pikirannya sendiri. "Aku hanya perlu untuk bertahan menjalani kehidupan yang keras ini gimanapun caranya. Demi mama dan Nania. Selama satu minggu Pak Dehan di luar kota, aku harus terlihat jauh lebih cantik dan menarik. Ya, aku hanya akan mulai fokus pada Pak Dehan saja mulai dari sekarang."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN