37. Toxic

1556 Kata
Manda yang baru saja sampai di gerbang rumahnya setelah pulang dari sekolah langsung berlari dengan semangat untuk masuk ke dalam rumah. Hal yang membuatnya bersemangat pulang ialah karena ia tahu kalau Mas Dehan nya hari ini tidak ke kantor. Jadi kalau ia ke rumah saat ini tentu tidak akan mendapati rumah yang kosong. "Maaaaassss!?" Manda langsung berteriak saat baru saja membuka pintu, namun alangkah kagetnya ia saat orang yang pertama kali ia adalah seorang wanita tengah duduk di sofa ruang tamu. "Hai Manda! Kamu sudah pulang sekolah?" Manda terdiam lalu masuk ke dalam dengan langkah lambat namun berhenti masih di dekat pintu, "Mbak Lora? Kok mbak disini?" Lora tertawa mendengar pertanyaan Manda, "ya ampun, kok nanya nya begitu sih cantik?" "Bukannya Mas Randa udah pergi? Nggak disini lagi kan?" "Iya, mbak ga nyari Mas Randa, tapi ada perlu sama Mas Dehan." "Oh." jawab Manda pendek. "Ayo sini dulu, ngobrol bentar yuk," ajak Lora pada Manda yang masih saja berdiri di depan pintu. Manda menggeleng, "nggak ah." "Kok gitu?" "Males." "Kamu nyari Mas Dehan?" Lora masih berusaha untuk tetap bicara dengan Manda. Sejak awal ia kenal Manda, susah sekali rasanya mengakrabkan diri dengan anak ini. Manda tidak menjawab, ia hanya diam saja sambil melihat ke arah dalam rumah seperti mencari sesuatu. Lora memilih untuk menyerah, ia pun membiarkan Manda dan ia sibuk dengan handphonenya. Begitu pun dengan Manda, ia juga tidak memilih untuk masuk, tapi lebih memilih untuk tetap berdiri di pintu seperti seorang penjaga. Tak lama setelah itu muncullah Dehan dari dalam dengan pakaian yang sudah rapi, ia kaget melihat kehadiran Manda di pintu masuk rumah, "eh Manda? Kamu baru pulang?" Gadis itu mengangguk, "mas mau kemana?" "Oh, mas mau ke kantor sebentar." "Hm, berarti nggak lama?" "Ya sepertinya memang tidak. Oh iya, ini ada Mbak Lora, udah ngobrol?" Dehan tak lupa mengingatkan kalau di ruangan itu juga ada Lora. Manda mengangguk lagi, "terus kalau Mas Dehan mau ke kantor, Mbak Lora nya juga pulang sekarang?" "Emang kamu mau ditemenin di rumah sama Mbak Lora?" Dehan bahkan kaget dengan tebakannya sendiri. Dengan cepat Manda menggeleng, "bukan. Nanya aja. Mbak Lora pulang sendiri kan?" "Enggak, mbak barengan sama mas kamu karena searah. Mbak kesini ga bawa kendaraan." kali ini Lora lah yang menjawab. Manda langsung menunjukkan wajah heran dan menatap Dehan dengan ekspresi tak terima, "aku ikut ya mas." "Eh?? Kok malah ikut?? Kan kamu baru pulang sekolah? Mana masih bau keringat panas pula, lagipula mas ke kantor sebentar doang kok." Dehan langsung melarang. Manda langsung menunjukkan wajah kecewa sambil mencium bajunya sendiri yang memang sudah bau keringat, mana tadi terakhir dia ada jam olahraga pula, wajahnya sekarang pasti juga sudah mengkilap kucel. "Ck! Yaudah deh." "Kalau gitu mas pergi sebentar ya." Dehan pamit sambil bergerak keluar namun tak lupa menyentuh puncak kepala adiknya itu sekilas. "Mbak juga pergi ya Manda, lain kali kita main ya Manda." Lora tak lupa juga pamit pada gadis itu. Manda kini memperhatikan Dehan yang sudah masuk ke dalam mobilnya diikuti oleh Lora, kesal sekali rasanya melihat mereka berdua bersama. Setelah Dehan pergi, Manda memutuskan untuk masuk ke dalam dan bergerak mengambil handphone nya yang ada di ruang tengah. Ia duduk di sofa sambil sibuk dengan handphone nya mengirim sebuah pesan. . . Kepada: Kak Gama Bulol Dimana nih? . Dari: Kak Gama Bulol Sekolah . Kepada: Kak Gama Bulol Belum pulang? . Dari: Kak Gama Bulol Harusnya udah Tapi nungguin Nania dulu . Kepada: Kak Gama Bulol Emang Kak Nania nya minta di tungguin? . Dari: Kak Gama Bulol Enggak sih Awokawokawok . Kepada: Kak Gama Bulol Ewh Bucin memang Emang Kak Nania ngapain? . Dari: Kak Gama Bulol Ngurusin ujiannya Dia nggak ikutan ujian kemarin Orang ujian dia malah cabut Bayangin seorang Nania cabut Emejing! . Kepada: Kak Gama Bulol Oohh, yang kemarin Kak Gama juga mau ikutan cabut tapi nggak jadi?? Hahahahah Bucin kok setengah setengah bung? . Dari: Kak Gama Bulol Takut di gorok si bunda :) Susah banget punya orang tua posesip . Kepada: Kak Gama Bulol Kaduin bunda nih!? . Dari: Kak Gama Bulol Jangan dong Mau es krim tidak? . Kepada: Kak Gama Bulol Oke aman ;) Coba tebak siapa yang barusan ke rumah! . Dari: Kak Gama Bulol Rumah siapa? . Kepada: Kak Gama Bulol Rumah aku lah Hadeuuuuh . Dari: Kak Gama Bulol Siapa? Orang minta sumbangan pembangunan jalan? Oh, atau kredit panci?? . Kepada: Kak Gama Bulol Kedatengan si Mbak Lora . Dari: Kak Gama Bulol Oh, sekarang Mbak Lora buka kredit panci? . Kepada: Kak Gama Bulol Ya kagaaaak laaaaaaaaah! Tapi nggak tahu juga sih mungkin aja dia jualan happy call . Dari: Kak Gama Bulol Wkwkwkwk Ngapain dia ke rumah? Bukannya Mas Randa udah ga di rumah? Udah keluar kota kan? . Kepada: Kak Gama Bulol Nah itu Dia malah ketemu Mas Dehan Ngapain coba? Mana pulangnya minta di anter pula Beban banget gila Ngeselin banget . Dari: Kak Gama Bulol Ngapain ketemu Mas Dehan sampai nyamperin ke rumah segala? . Kepada: Kak Gama Bulol Aku takut banget dia gangguin Mas Dehan lagi Nanti si Mas Randa malah marahnya ke Mas Dehan, padahal mah yang gatel cewek dia. . Dari: Kak Gama Bulol Kan Mas Randa nya nggak tahu Hehe . Kepada: Kak Gama Bulol Tapi kan tetep aja Si Mas Dehan pasti juga risih . Dari: Kak Gama Bulol Btw si Mbak Lora ini suka apa gimana sih sama Mas Dehan? Kok kayaknya lebih suka gangguin Mas Dehan gitu? . Kepada: Kak Gama Bulol Si Mbak Lora ini kalau nggak salah lebih duluan kenal sama Mas Dehan. Mereka pernah satu organisasi dulu waktu kuliah, kebetulan juga orang tuanya Mbak Lora kenal sama papa Jadi udah kenal lama gitu . Dari: Kak Gama Bulol Tapi malah jadian sama Mas Randa? . Kepada: Kak Gama Bulol Nggak tahu deh gimana ceritanya Memang aneh Lebih aneh lagi dia suka banget gangguin Mas Dehan . Dari: Kak Gama Bulol Lebih aneh lagi kalau dia malah gangguin papa kamu :/ . Kepada: Kak Gama Bulol Kalau begitu sih si Mbak Lora nya halal di tabok nggak si? . Dari: Kak Gama Bulol Kakak sih bakal bantu tabok juga, haha Eh, padahal di sosmed kayaknya Mbak Lora Mas Dehan sih couple goals gitu Ya ga si? . Kepada: Kak Gama Bulol Tahu ah Aneh memang . Dari: Kak Gama Bulol Eh Manda, Nania udah selesai nih Kita mau balik . Kepada: Kak Gama Bulol Okeyyyyyy Nanti malam ngobrol lagi yaak Eh nggak jadi deh . Dari: Kak Gama Bulol Kenapa? Kok ga jadi? . Kepada: Kak Gama Bulol Baru inget ada janji dinner sama Mas Dehan hahahaha . Dari: Kak Gama Bulol Kemana? Ikut dong . Kepada: Kak Gama Bulol Iwh, enggak lah Sana pergi sendiri Ajakin Kak Nania aja Mana tahu dia mau Kan kemarin udah lumayan luluh tuh Kak Nania nya Wkwkwkwkwk . Dari: Kak Gama Bulol Kagak bakal mau dia Yaudah deh, kami mau balik . Kepada: Kak Gama Bulol Oke, hati-hati. . . ** "Aku kalau ikut ke kantor kamu boleh nggak sih?" tanya Lora yang duduk di sebelah Dehan saat mereka sudah berada di jalan. "Ngapain?" "Ya cuma lihat aja sih." "Jangan." "Kenapa?" "Aku nggak mau orang di kantor pada ngomong yang aneh-aneh." "Aneh apanya?" tanya Lora sok suci. "Kamu menemuiku seperti ini saja sudah aneh. Udah lah jangan belagak tidak tahu." Lora menarik sudut bibirnya sambil memperhatikan Dehan, "Dehan?" "Apa?" "Kamu belum punya pacar kan?" "Kenapa memangnya?" Lora tertawa, "oh belum punya ternyata. Kenapa?" Dehan hanya diam sambil terus memperhatikan jalanan di depannya. "Pacaran yuk?" ajak Lora dengan santai. Dehan menghembuskan napas lelah, "udah berapa kali kamu bicara seperti ini padaku? Apa kamu tidak bosan?" "Kamu sendiri apa juga tidak bosan terus menolakku?" Dehan melirik Lora malas, "apa kamu lupa kalau kamu sudah punya pacar?" Lora mengangguk, "adik mu." Dehan geleng kepala, "kamu benar-benar tidak masuk akal." "Kalau kamu mau, aku akan putus sama Randa." "Lebih baik kamu diam dari pada bicara hal omong kosong." Lora menyenderkan tubuhnya sambil menghela napas panjang, "kadang menyebalkan sekali berhadapan dengan Randa yang sangat bucin sampai treat me like a queen, tapi kadang sangat sensitif dan emosian." "Kamu sudah tahu sejak awal kalau dia seperti itu. Bukankah kamu pernah bilang kamu menyukai sensasi menantang itu?" Lora bergerak mengangkat salah satu lengan bajunya untuk memperlihatkan lengannya, "lihat ini, dia membuatku memar." Dehan kaget saat melihat lengan Lora agak membiru, "kenapa?" "Ya gitu deh, dia marah karena terakhir kali aku nggak mau nurutin keinginan dia." Lora kembali menurunkan lengan bajunya. Dehan menghembuskan napas pendek, "jangan jadikan aku alasanmu putus kalau kamu memang sudah tidak ingin lanjut dengan Randa." "Aku nggak akan mau putus sama Randa kalau kamu nggak mau nerima aku." Dehan langsung mengernyitkan dahinya, "itu artinya kamu akan bertahan dengan Randa selamanya?" Lora mengangguk, "not bad lah, dia baru saja membelikanku tas ini untuk permintaan maaf atas lebamku." Lora mengangkat tasnya untuk diperlihatkan pada Dehan dengan senyuman lebar. Dehan geleng kepala, "kalian cocok, toxic satu sama lain. Lanjutkan saja selagi kamu kuat." "Dehan, kamu kalau tiba-tiba sadar kalau kamu itu suka ke aku, bilang saja. Kapanpun itu akan langsung tinggalin Randa kok." Dehan tertawa, "terserah kamu saja Lora." "Aku tahu kok kalau kamu sempat suka padaku." "Kamu kalau aku turunkan di jalan begini kayaknya nggak salah kan?" "Dehan!?" ****************************************** GAS GAS GAS GAS! Mana tahu aja rame sebelum abis 2021 aamiin kan yukksssss hehehehehehe
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN