Wanita paruh baya yang diketahui Mama Oki itu menutup kedua matanya dengan tangan. Tidak kuasa melihat kenakalan putranya yang memang terkenal sebagai pemain wanita. Mungkin karena penerangan cahaya yang kurang, sehingga beliau tidak bisa mengenali Vanya. Vanya tidak gugup setelah tertangkap basah. Ia justru merasa terhibur. Berada di antara anak dan ibu ini cukup mengobati lara hatinya akibat ucapan tajam Lian. ‘Sepertinya yang patut dilabeli berengsek itu Mas Lian! Bukan Bang Oki!’ kesal Vanya yang hanya dapat ia suarakan dalam hatinya saja. “Selamat malam, Tante. Ini Vanya, Tante..” sapa Vanya yang langsung meraih tangan Mama Oki untuk diciumnya. “Malam, V—vanya..” Kesopanan Vanya ini lantas bagai gayung bersambut, dibalas baik pula oleh Mama Oki. Mama Oki langsung menariknya un