Alea berusaha menyusupkan wajah kelekukan ketiak Lee. Dihirup aroma ketiak Lee yang terasa menenangkan. Ini begitu nyata bagi Alea, tapi ia tetap saja tak berani membuka mata. Alea takut, Lee menghilang saat matanya terbuka. Tanpa sadar, Alea kembali terlelap. Hatinya tenang, dan nyaman dalam dekapan suaminya. Meskipun ia menganggap kehadiran Lee di dekatnya hanya mimpi atau halusinasi saja. -- Alea terbangun, dibuka matanya, ia tatap jam di dinding kamar, hampir sampai waktunya subuh. Alea menolehkan kepala ke samping, berharap Lee ada di sana. Tapi tempat di sampingnya kosong, namun keningnya berkerut dalam, saat menyadari tempat itu seperti bekas ditiduri. Alea terlompat bangun, ia turun dari atas ranjang. "Lee!" Alea membuka pintu kamar mandi, namun tak ada siapa-siapa di sana