Membuka Hati

1821 Kata
Hari ini aku dan Michael akan pergi ke taman hiburan. Aku sangat bahagia dan tidak sabar untuk menghabiskan waktu bersama Michael. Sudah lama sekali aku tidak bersenang – senang dan melepas penat. Aku memakai baju yang paling nyaman yaitu kaos dan celana pendek. Michael juga memakai outfit yang serupa denganku. Aku yakin orang – orang akan melihat kami sebagai pasangan yang serasi. Michael menyetir mobil dengan penuh keseriusan, ia tampak galak saat wajahnya tidak tersenyum. Ketika mobil sedang berhenti di lampu merah, aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Michael mengusap pipiku, kemudian ia mencium bibirku. Aku akan mencoba untuk membuka hatiku untuk Michael. Pelan – pelan aku akan melupakan Chris yang menghilang dari hidupku. Jika Chris bisa melupakanku dengan semudah itu, aku juga bisa melupakannya. Sesampainya kami di taman hiburan, Michael membeli tiket masuk vip untuk dua orang. Kami ingin bermain tanpa harus mengantri. Hal pertama yang kami lakukan saat memasuki taman adalah kami mampir ke sebuah tempat makan yang terletak di dalam taman. Aku dan Michael mengumpulkan tenanga dulu sebelum bermain dan mencoba berbagai wahana. Kami memilih meja yang terletak di luar tempat makan. Pengunjung hari ini sangat ramai dan itu membuat suasana semakin seru. Aku juga tidak menyangka bahwa Michael suka mengunjungi taman hiburan. Awalnya aku mengira dia adalah orang yang selalu serius, ternyata dugaanku salah. Kami mulai dengan mencoba wahana komedi putar. Michael duduk di sebelahku sambil memegang hpnya untuk memfotoku. Tidak lupa juga kami untuk foto bersama, “Michelle, senyum,” Pinta Michael seraya mengambil fotoku. Lalu kami foto berdua dengan berbagai pose, termasuk foto berciuman. Kami terlihat sangat bahagia di foto tersebut, “Kita harus mengumpulkan semua foto – foto kita, nanti dimasukkan ke dalam album,” Kata Michael. Aku mengangguk mendengar perkataannya tersebut. Michael memegang tanganku ketika aku hendak turun dari wahana komedi putar. Tanpa aku duga – duga, ia mencium tanganku dan memperlakukan aku bagaikan princess, “Silahkan turun my princess.” Aku tersipu malu mendengar ucapannya itu, “Am I your princess?” “Yes you are,” jawab Michael. Aku menggandeng tangannya dan kami berjalan mengelilingi taman. Aku melihat ada penjual es krim, “Aku mau es krim dong.” “Yok,” balas Michael dengan semangat. Kami langsung mendekati penjual es krim, “mas saya mau es krim coklat,” ujarku kepada penjual es krim. “Aku sama, coklat juga,” kata Michael. “Siap, ditunggu ya,” balas si penjual. Aku langsung ceria ketika es krim pesananku datang. Sedangkan Michael sama sekali tidak memperdulikan es krim yang ada di tangannya tersebut, melainkan ia memperhatikan aku yang tengah menikmati es krimku. “Makan dong es krimnya, kok ngeliatin aku terus sih?” tanyaku kepada Michael. Michael tertawa kecil, “soalnya kamu lucu banget sih.” Aku menunduk mendengar perkataannya itu, lalu aku menyandar di sebuah pagar pembatas wahana. “Entah kapan terakhir aku merasakan bahagia seperti ini,” tutur Michael seraya memakan es krim. “Aku juga. Setelah ayahku meninggal, inilah yang aku butuhkan. Aku butuh hiburan dan merasakan semangat lagi,” balasku. Michael menyentuh leherku, “Kamu harus tau kalau aku akan selalu ada untuk kamu.” Aku menatap mata indahnya seraya tersenyum, “aku tau kok. Makasih ya.” Lalu aku mencium Michael. Aku mengabaikan es krim yang sudah mulai meleleh dan menetes di tanganku. Aku tidak memperdulikan berapa banyak orang yang sedang menonton kemesraan kami. Aku sudah terlarut ke dalam hangatnya kasih sayang. “Aku rasa kita sudah cukup merasakan yang santai – santai, gimana kalau kita naik wahana yang ekstrem?” Tanya Michael kepadaku. Aku menatapnya dengan tatapan ragu, “Kamu yakin?” “Yakin banget lah, ayo kita naik roller coaster.” Jawabnya, lalu ia langsung menarik tanganku dan memasuki area wahana ekstrem itu. Aku belum pernah mencoba wahana ini sebelumnya, roller coaster di sini terlihat tinggi sekali membuat aku ragu untuk menaikinya. Tapi aku harus menguburkan perasaan takut ini karena aku ingin membuktikan kepada Michael bahwa aku adalah seorang wanita pemberani. Michael duduk dahulu, sedangkan aku masih berdiri terpaku. Michael tertawa, “Kenapa, kamu takut ya?” Mendengar Michael yang tampaknya meremehkanku, aku langsung duduk dan memasang pengaman, “ya enggaklah, masa aku takut.” Aku menatap Michael dengan tatapan sinis, “kalau aku gak ketakutan, aku dikasih hadiah apa?” tanyaku kepadanya. “Hmm, apa aja yang kamu mau,” jawab Michael. “Oke,” balasku singkat. Mesin roller coaster pun sudah mulai menyala. Aku menggenggam tangan Michael dengan erat. ‘5…4…3…2….1’ “Aaa,” aku berteriak sangat kencang ketika roller coaster melaju secepat kilat. Adrenalinku meningkat dengan cepat, tapi hatiku menjadi lebih tenang dari pada sebelumnya. Aku tidak menyesal menaiki wahana ini, karena aku bisa berteriak sekencang – kencangnya untuk melepaskan semua kesedihanku. Michael menoleh dan menatapku, ia tersenyum lebar saat melihatku terlihat bahagia. Aku melepaskan pikiranku terhadap Chris, aku juga menyembuhkan kesedihan atas kepergian ayahku, “aaa…” teriakku. Michael membantuku untuk membuka pengaman saat roller coaster sudah berhenti. Seketika hatiku lebih damai dari pada sebelumnya. Aku tersenyum lebar dan menggenggam tangan Michael. “Gimana? Bahagia kan?” tanya Michael kepadaku. Aku mengangguk, “bahagia banget.” Aku memeluk Michael atas tanda terima kasih karena sudah membuatku bahagia, you so much.” Michael mencium kepalaku, “Iya, sama – sama.” Kami beristirahat sejenak untuk menurunkan adrenalin. Aku menyandarkan kepalaku di bahu Michael seraya dan memeluk erat Michael. “Karena kamu udah berani, aku bakal kasih kamu hadiah,” ucap Michael. Aku mengangkat kepalaku, “Hadiah apa?” tanyaku penasaran. “Ayo ikut aku,” ajak Michael. Aku dan Michael berhenti di sebuah stan, “aku akan kasih kamu boneka yang di gantung itu, yang paling besar.” Michael mulai menembakkan botol – botol yang berputar secara tepat dan akurat. Tampaknya selain seorang CEO Michael juga mempunyai skill menembak yang luar biasa. Tidak perlu usaha yang keras, Michael dengan mudah mendapatkan boneka panda besar dan memberikannya untukku, “Ini untuk kamu.” Aku mengambil boneka itu dari tangannya, “Makasih ya.” Michael mengangguk dan tersenyum kepadaku. “Yey mulai sekarang aku ada teman tidur,” ucapku dengan penuh kebahagiaan. Michael mendekatiku, “kalau kamu kangen sama aku, kamu peluk boneka itu.” Aku mencium bibir Michael dengan lembut. Lalu aku berjalan sambil bersandar di bahunya. Malam telah tiba, aku duduk di bianglala bersama Michael. Kami menikmati langit malam dengan cahaya dari lampu – lampu wahana yang membuat suasana semakin romantis. Michael menggenggam tanganku dengan mesra, sesekali mendaratkan ciuman di pipiku. “Ayo kita foto,” ajak Michael. Kami berfoto sekali lagi, kali ini foto kami lebih mesra dari sebelumnya. Kami berciuman di foto tersebut. “Aku mau post ini di storyku,” ujar Michael. Aku langsung membelalak, “kamu mau ngepost foto yang kita lagi ciuman?” “Iya,” jawab Michael singkat. Aku tidak tau harus senang atau takut, takut jika Chris akan melihat foto tersebut. Tapi aku mulai menerima bahwa Chris memang sengaja menghilang dariku. “Nih liat, udah ada 100 ribu orang yang ngelike foto kita,” ujar Michael seraya menunjukkan postingannya tersebut. “Nice.” Balasku singkat. Michael menyibak rambutku kebelakang, “kamu keliatan gak senang gitu, kenapa?” Aku langsung tersenyum kepadanya, “gak senang gimana? Masa aku gak senang sih bisa dekat dengan orang seperti kamu.” Michael mendekapku sampai tidak ada jarak lagi di antara kami, “kamu gak boleh mikir yang aneh – aneh di hari seindah ini.” Aku mengangguk, lalu aku tersenyum kepadanya. Waktu terasa cepat berlalu ketika kita merasakan kebahagiaan. Tidak terasa ini waktunya aku dan Michael untuk pulang ke apartment. Aku dan Michael berjalan kaki menuju parkiran mobil. Wajahku yang semula ceria berubah menjadi murung ketika kakiku melangkah dari zona taman bermain. “Kamu bisa gak menginap di apartmentku malam ini?” pintaku kepada Michael. Michael menghentikan langkahnya, “Iya, aku bakal senang banget bisa menghabiskan malam dengan kamu.” Aku memeluknya lagi, “Thanks.” “Kamu terlalu banyak ngomong terima kasih. Aku yang terima kasih, terima kasih sudah membuat aku sebahagia ini ya,” ujar Michael, lalu ia mencium keningku. Waktu terasa berhenti sejenak ketika Michael mendaratkan ciumannya di keningku. Rasanya seperti aku merasakan hal yang pernah aku rasakan dengan Chris sebelumnya, yaitu cinta. *** Aku terbangun dari tidurku, kemudian aku melihat jam kecil yang terletak di meja dekat tempat tidur, waktu menunjukkan pukul jam 2 pagi. Entah kenapa tidurku tidak nyenyak malam ini padahal Michael berada di sampingku. Aku pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih untuk menenangkan pikiranku yang sedang kacau. Aku berjalan menuju balkon, aku memandangi langit malam. Aku hanya memandangi langit tanpa berpikir apapun. Aku mencoba untuk memeriksa media sosial Chris. Sampai detik ini tidak ada sama sekali kabar terbaru olehnya, seolah – olah ia ditelan bumi. Aku memilih untuk menyerah mencari keberadaannya, aku tidak mau berharap yang tidak pasti. Aku mengambil kotak rokok dari saku celana dan memilih untuk menikmati rokok ini. Asap aku hembuskan ke udara diikuti harapanku kepada Chris. Hilang begitu saja. Harapan, kenanganku dengan Chris lenyap dimakan oleh waktu. Rasa lelah dari penantian membuat aku merasa tidak sanggup untuk terus memikirkannya. Mungkin aku adalah orang yang egois dan naif. Aku bodoh telah menunda – nunda kesempatan yang sudah ada di depan mata. Sekarang aku hanya bisa menelan pil pahit tersebut dan menikmatinya walaupun rasanya sangat pahit. Tiba – tiba Michael memelukku dari belakang, “kamu kebangun?” tanya Michael kepadaku. “Iya, aku kebangun. Maaf ya aku ganggu kamu tidur.” Jawabku. “Gak apa – apa kok, besok hari minggu juga.” Michael duduk di sampingku, dan mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya. “Oiya, besok kamu mau temani aku ke pernikahan temanku gak?” tanya Michael. Aku mengangguk lalu memegang tangannya, “iya, aku mau kok.” “Aku senang, biasanya aku sendirian datang ke acara pernikahan, sekarang ada kamu.” Ujar Michael lalu ia merangkulku. Kemudian Michael memegang daguku dan mencium bibirku. Aku memegang kepalanya dan membalas ciumannya itu. Tangan Michael yang semakin erat mendekapku seolah – olah ia tidak membiarkan aku untuk menjauh darinya. Setiap sentuhan yang ia berikan membuat aku luluh. Aku tidak bisa melawan gejolak di dalam dadaku. Aku mendekap pria tampan ini ke dalam hangatnya cintaku. Kamu tau gak sih perasaan aku sama kamu?” tanya Michael kepadaku. “Kamu sayang sama aku kan?” aku membalikkan pertanyaan itu kepada Michael. Michael membelai rambutku, “iya, aku sayang sama kamu. Aku tulus sama kamu Michelle. Entah apa akhir dari cerita cinta kita berdua, yang paling penting adalah aku sudah membuktikan kalau aku selalu ada di sisi kamu dalam situasi apapun.” Michael sepertinya sedang menyindir Chris yang tiba – tiba hilang begitu saja. Entah kenapa setiap perkataannya kepadaku membuatku gagal lagi untuk melupakan Chris. Semakin aku berusaha, semakin aku sulit untuk melangkah. “Aku gak akan pernah menjadi pengecut yang mudah menyerah. Aku tetap mau berjuang untuk merebut hati kamu. Aku tau aku gak sempurna dan pernah berbicara kasar sama kamu, tapi perasaan aku sama kamu jauh lebih besar dari siapapun.” Lanjutnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN