Aku menunda perburuan furniture hari ini, rasa semangat itu sudah terkubur dalam – dalam saat aku melihat Chris. Mengingat perasaanku kepada Chris yang masih ada di hati membuatku kehilangan pandangan atas masa depan. Aku menyetir mobil seraya berpikir tentang Chris dan Ravi, aku sungguh tidak tau lagi harus bagaimana. Saat ini aku ingin tidak ada di dunia ini, aku tidak mau berjuang atau bersikap optimis. Apalagi untuk mempercayai takdir yang aku sendiri tidak tau. Kuinjak rem saat aku melihat laki – laki paruh baya sedang menyebrang, jantungku serasa berhenti berdetak. Untung saja aku masih sedikit fokus, kalau tidak aku akan masuk penjara. Laki – laki tersebut tampak kesal kepadaku, aku hanya mengatakan ‘maaf’ kepada pria itu dan melanjutkan perjalananku ke apartment. Setelah mema

