Hari dimana Ravi akan berangkat keluar Negeri sudah tiba, aku menyetir mobil untuk mengantar Ravi ke bandara. Mataku berkaca – kaca menahan agar air mata tidak menetes. Walaupun hanya dua minggu, tetapi kepergiannya terasa lama bagiku. Aku juga tidak tau harus bagaimana aku akan menyembuhkan rasa rindu kepadanya. “Dari tadi kamu hanya diam, kenapa?” tanya Ravi seraya melirikku. “Gak apa – apa, aku cuma lagi gak enak badan aja,” jawabku. Ravi mengelus kepalaku dengan lembut, “Kamu gak bisa bohong denganku karena aku tau hati kamu itu gimana.” “Aku cuma lagi ngerasa sedih aja, aku bakalan kangen sama kamu,” jawabku. “Sayang, aku juga pasti kangen sekali dengan kamu nanti. Tapi aku harus kerja, demi masa depan kita juga,” ucap Ravi. Aku melihat ke arahnya sekilas, “iya, aku tau so

