Betapa sedihnya aku ketika masakanku dihina oleh ibu Ravi, aku tidak kuasa menahan air mata. Aku berbaring di tempat tidur, kemudian kutenggelamkan kesedihanku dengan mendekap bantal. Ravi mengusap punggungku, “maafkan ibuku yang berkata kasar denganmu, aku yakin dia gak ada maksud buat nyakitin kamu.” Aku menjauh dari Ravi agar tubuhku tidak bisa disentuh olehnya, “aku mau pergi dari sini sekarang.” “Jangan dong, apakah kamu yakin mau pergi dari sini hanya karena ucapan ibuku?” tanya Ravi kepadaku. Aku menatap Ravi dengan tatapan sendu, “tentu saja aku yakin. Aku tau kalau ibu kamu gak suka sama aku.” “Kamu jangan sok tau begitu, dia memang sinis dengan orang – orang baru,” balas Ravi. “Kenapa kamu ngebela ibu kamu? Apa kamu gak tau rasa sakit hati aku sekarang gimana?” “Tent

