Ketika aku sudah masuk ke dalam lift, Kim ikut masuk dan menatapku dengan angkuh. “Jadi pegawai di perusahaan besar harus cerdas. Seharusnya kamu liat dan tiru aku, jangan hanya mengandalkan paras yang cantik aja,” hina Kim kepadaku. “Ya, kamu memang cerdas, cerdas mencari muka. Aku akan membuktikan kalau aku jauh lebih cerdas dari pada kamu, tapi dari otak bukan hanya sekedar pintar mencari muka,” kataku. Kim tersenyum sini kepadaku. Ia berjalan mendekatiku dengan tangannya yang terlipat di depan, “hahaha, seorang anak baru sudah berani sok pintar hanya karena pacarnya seorang bos. Kalau Chris bukan pacar kamu, kamu bisa apasih?” “Bukan hanya aku aja yang melihat kebodohanmu, hampir seluruh karyawan juga membicarakanmu. Kalau bos kamu bukan pacar kamu, pasti kamu gak bakal bisa bek

