Bertemu ayah

1428 Kata
Kondisi badanku sudah pulih, demamku juga sudah hilang berkat obat dari Dokter yang sangat ampuh. Chris juga sudah sehat dan memar di wajahnya juga hilang. Aku sudah bisa pulang ke rumah.   Siang ini aku akan pulang ke rumahku lagi. Walaupun rasanya malas karena pasti aku akan sendirian lagi tapi aku harus pulang, tidak mungkin aku tinggal dengan Chris apalagi kami belum ada hubungan apapun selain teman tapi mesra.   “Kamu yakin mau pulang ke rumah ?” Tanya Chris seraya membantuku memasukkan baju – baju milikku ke dalam tas. “Iya yakin. Gak mungkin kan aku tinggal di sini.” Jawabku. “Mungkin aja.” Balas Chris. “Aku bakalan tinggal dengan kamu kalau kita udah ada hubungan special.” Aku tersenyum kepada Chris. “Kalau gitu aku gak sabar nunggu hari dimana kamu akan nerima aku sebagai kekasihmu.” “Aku juga.” Balasku. “Sebelum aku membuat keputusan besar itu, ada yang harus aku lakukan dulu.” Tambahku. “Apa itu ?” Tanya Chris penasaran. “Mengenal diri aku dulu. Aku mau benar – benar serius menjalankan hubungan kalau suatu saat kita menjadi kekasih.” Jawabku. “That’s good. Aku setuju. Aku juga mau nanti kalau kamu milih aku untuk jadi kekasih kamu, kita bakalan serius dan gak main – main.” “Iya.” Aku tersenyum. “Kamu mau diantar pulang gak ?” Tawar Chris. “Gak usah.” Jawabku singkat. “Serius ?” Tanya Chris. “Iya, aku serius.” Jawabku. “Yaudah nanti telfon aku ya.” Pinta Chris. “Iya, nanti aku telfon.”   Aku masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan ke arah Chris sembari tersenyum. Aku tidak sampai rumah tepat waktu karena jalanan sangat macet. Saat aku asik mendengarkan lagu, Michael menelfonku.   “Halo. Kamu bisa ke apartment aku sekarang ?” Tanya Michael. “Untuk apa ?” “Ada orang yang mau ketemu kamu nih. Penting.” Ujar Michael. “Siapa ?” Tanyaku penasaran. “Ke sini aja. Nanti kamu juga tau sendiri.” “Oke.” Aku balik arah dan segera menuju ke Apartment Michael.   Sesampainya di Gedung apartment Michael, aku langsung memasuki lift. Perasaan aku sekarang campur aduk. Aku penasaran dengan orang yang mau bertemu denganku, tapi aku juga takut jika Michael berbohong dan seseorang itu palsu. Aku tidak mau berduaan saja dengan dia di apartmentnya.   Aku dipersilahkan masuk oleh security apartment Michael. Michael yang duduk di sofa langsung beranjak ketika melihat aku berjalan masuk ke dalam apartmentnya.   “Michelle, akhirnya kamu ke sini juga.” Ucap Michael senang. “Iya, mana orang yang mau ketemu denganku ?” Tanyaku. “Oiya, dia ada di dapur tadi. Ayo.”   Aku dan Michael berjalan menuju dapur, Michael menyentuh punggungku ketika kami berjalan. Aku tidak memperdulikan hal itu sekarang, aku terlalu focus dengan rasa penasaranku.   Ketika aku sudah di dapur, aku melihat seorang laki – laki paruh baya yang sedang menyeduh kopi. Aku tidak bisa melihat wajah pria itu, hanya punggungnya saja. Lalu pria itu membalikkan badannya. Betapa terkejutnya aku, ternyata pria itu adalah ayahku.   “Ayah ?” Aku langung terkejut bukan main. “Michelle, akhirnya kita bisa bertemu juga ya.” Ayahku berjalan ke arahku. Aku berjalan mundur untuk menjauh darinya. “Michael, apa – apaan ini ?”   Aku bingung kenapa ayahku bisa bersama Michael, dan kenapa Michael ikut campur dengan masalah keluargaku. Kekesalanku semakin bertambah dengan Michael, kenapa ia mempertemukan aku dengan ayah tanpa sepengetahuanku.   “Ayah kamu mau ketemu kamu, tapi kamu susah untuk dihubungi.” Ujar Michael. “Ya tapi kamu gak perlu juga sok jadi pahlawan. Ngapain sih kamu ikut campur urusan aku ?” Protesku kepada Michael. “Aku bukannya mau sok jadi pahlawan buat kamu. Tapi ini yang terbaik buat kamu Michelle. Ini ayah kamu mau ngobrol aja, paling enggak sebentar aja.” Michael memegang tanganku. “Ayolah.” Michael memohon kepadaku.   Aku berpikir sejenak dan berusaha untuk tidak egois. Aku menghela nafas dan akhirnya aku memutuskan untuk memberi waktu untuk ayahku agar bisa berbicara denganku.   “Oke.” Jawabku singkat. Aku, Michael dan ayahku duduk di sofa. Aku duduk di samping Michael, sedangkan ayahku duduk sendirian. Ia melihatku dengan tatapan penuh harapan dan aku membenci tatapan itu. “Kamu apa kabar Michelle ?” Tanya ayah memecahkan keheningan. “Baik.” Jawabku singkat. “Baguslah kalau gitu.” Katanya. “Gimana caranya kalian bisa bertemu ?” Tanyaku penasaran kepada mereka berdua. “Satu minggu lalu aku bertemu dengan ayah kamu di kantor. Kebetulan kita ada meeting bareng. Setelah itu kita ngobrol.” Jelas Michael. “Gitu doang ?” Tanyaku. “Iya.”   Entah kenapa tenagaku sudah terkuras habis karena bertemu ayah. Aku sangat tidak siap menghadapi situasi seperti ini. Aku lebih baik tidak berada di sini dan pergi.   “Kamu mau kemana ?” Tanya Michael. “Kamu bilang cuma sebentar kan ? yaudah aku pulang dulu.” Jawabku. “Ayah minta maaf.” Ucap ayah.   Aku langsung menoleh dan berhenti berjalan. “Maaf ? sekarang minta maaf ? buat apa ?” “Maaf dulu sudah meninggalkan kamu dan mom.” Ayahku berdiri dan hendak berjalan ke arahku. “Stop.” Pintaku. “Ayah udah salah dulu selingkuh dari mom. I’m sorry.” “Sekarang ayah ditinggal sama si nenek lampir itu ?” Tanyaku. “Gak juga.” Jawab ayah ragu – ragu. “Gak juga ?” Tanyaku. Aku semakin muak dengan drama ini. “Kami resmi bercerai 2 minggu lalu.” “Hahaha. Oh, jadi ini alasannya kenapa ayah nelfon aku. Oke. Aku pergi.” Aku melanjutkan Langkahku untuk keluar dari apartment Michael.   Michael berjalan menyusulku dan ketika aku sudah sampai di depan lift ia menarik lenganku dengan keras sehingga menimbulkan rasa sakit.   “Apa lagi sih ?” Tanyaku kepada Michael. “Kamu gak bisa gini dong sama ayah kamu. Setidaknya dia udah minta maaf.” Kata Michael. “Oh, kamu udah bisa nasihatin aku ya sekarang.” Aku menarik lenganku. “Kamu ngaca gak sih ? kalau kamu sama ayah kamu itu juga sama kayak aku. Stop jadi orang sok bijak.” Lanjutku. “Maaf kalau aku lancang, tapi aku cuma mau yang terbaik buat kamu. Karena aku peduli sama kamu, aku sayang sama kamu Michelle.” Michael menyentuh pipiku dengan ibu jarinya tapi aku langsung menghindar darinya.   Aku menghela nafas dan berusaha agar aku tidak berkata yang bisa menyakiti hati Michael. “Aku mau pulang dulu.” Aku langsung masuk ke dalam lift dan meninggalkan Michael.   Aku menyesal sudah menuruti perkataan Michael untuk datang ke apartmentnya. Seharusnya aku tidak ke sana tadi. Aku bingung harus bagaimana sekarang.   Aku pulang ke rumah dan seperti biasa, aku sendirian. Aku hanya menikmati sore hari ini dengan segelas teh hangat dan cheesecake yang ada di kulkas sambil menonton series.              --              Bunyi hpku membangunkanku dari tidur. Chris menelfonku, ternyata ia sudah menelfonku dari satu jam yang lalu. “Chris ?” “Michelle, akhirnya anak buahku udah nemuin bukti kalau Lina bukan hamil anak aku.” Ucap Chris dengan nada semangat. “Oh ya ? jadi Lina itu hamil anak siapa ?” Tanyaku penasaran. “Aku gak tau. Yang penting itu bukan anak aku. Dan yang paling penting adalah Lina itu suruhan dari Michael.” Jawab Chris.   Aku sangat terkejut mendengar perkataan Chris kalau Lina adalah suruhan dari Michael. Aku tidak menyangka bahwa Michael segitunya ingin menghancurkan Chris.   “Sebenci itu ya dia sama kamu ?”Tanyaku. “Iya. Aku udah ada bukti lengkapnya, kamu gak perlu khawatir.” Balas Michael. Ia tampaknya senang sekali mendapat kabar seperti ini. Begitu juga aku, aku sangat lega mengetahui kalau Chris tidak jadi menikah dengan wanita yang tidak jelas. “Oke, bagus kalau gitu.” “Bye, Michelle.” “Bye.”   Aku menutup telfon dan Kembali berbaring di tempat tidur. Aku melihat jam dinding, sekarang masih pukul 9 malam. Aku turun ke lantai bawah dan memeriksa apakah ibu sudah pulang ke rumah. Ternyata ia belum pulang. Aku akhirnya mengirim chat kepada ibu untuk menanyakan keberadaannya.   “Mom, dimana ?” Tanyaku. “Mom di rumah Om Darwin. Mom gak pulang malam ini, kamu bisa kan sendiri di rumah ?” Balas ibu. “Bisa mom.”   Kesepianku bertambah dengan ibu yang tidak pulang ke rumah malam ini. Tiba – tiba perutku terasa lapar, sepertinya aku harus masak untuk makan malam yang tertunda akibat aku ketiduran tadi.   Aku memeriksa kulkas dan bahan – bahan makanan hanya tersedia sedikit. Hanya ada telur, sayur – sayuran, dan sepotong daging steak. Aku memilih daging untuk dimasak. Aku memilih daging untuk makan malam hari ini.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN