Keesokan harinya, Michael memintaku untuk datang ke sebuah acara bisnisnya disalah satu hotel berbintang lima di pusat kota New York pada pukul 10.00 pagi. Aku mengenakan dress seksi berwarna hijau tua dan tidak lupa untuk memakai lipstick berwarna merah agar memberi kesan glamor dan seksi.
Aku berjalan memasuki lobby hotel sambil mencari – cari keberadaan Michael. Ia belum terlihat sama sekali. Aku duduk disebuah sofa untuk menunggu kedatangan Michael.
Tidak lama kemudian aku melihat seorang laki – laki tampan menggunakan suit hitam masuk ke lobby, pria itu adalah Michael. Aku akui hari ini ia tampak seperti selebriti yang sangat tampan. Ia tersenyum kepadaku dari kejauhan.
Aku tidak bisa membayangkan reaksi orang – orang jika mereka tau aku berpacaran dengan seorang CEO muda yang sangat tampan dan diidolakan hampir seluruh wanita. Walaupun hanya berpacaran pura – pura, tetapi aku tetap merasakan sedikit rasa senang. Chris tetap menjadi nomor satu di hatiku dan tetap yang pertama bisa membuatku merasa sangat bahagia.
“Sayang.” Sapa Michael.
“Hai.”
Michael mencium pipiku dan memelukku. Untung saja security di hotel ini tidak mengizinkan paparazzi untuk masuk kedalam gedung hotel. Aku tidak mau Chris mengetahui aku dan Michael berpura – pura pacaran.
“Ayo kita ke ballroom.” Ajak Michael.
Michael menggandeng tanganku. Aku sangat grogi karena ini adalah pertama kalinya aku datang kesebuah acara pesta para pebisnis. Aku dan Michael jadi pusat perhatian hari ini. Hampir seluruh orang memperhatikan kami.
“Aku gak nyaman banget sekarang. Orang – orang ngeliatin kita.” Kataku.
“Biarin aja. Mereka ngeliatin kita karena ini pertama kalinya aku di tempat umum berdua sama cewek selama bertahun – tahun.”
“Oke.” Aku mengangguk.
Ketika kami sudah memasuki Ballroom, aku dan Michael duduk sebuah bangku dengan meja bundar sangat besar. Terdapat makanan seperti steak, pie, lobster dan lain – lain yang berada di tengah meja.
Lalu seorang pria dan wanita berjalan kearah kami. Aku yakin pria ini adalah rekan bisnis Michael. Pria ini tampak sangat tua berusia sekitar 60 tahunan tetapi wanita di sampingnya sangat muda, berusia 20 tahun.
“Michael.” Sapa pria paruh baya itu.
“Mr. Keihl apa kabar ?” Michael bersalaman dengan pria paruh baya yang dipanggil Mr. Keihl.
“Aku baik – baik aja. Michael gimana kabarnya ?”
“Saya juga baik. Oiya, kenalin ini Michelle.” Kata Michael.
“Hai Michelle.”
“Hai Mr. Keihl.” Aku tersenyum.
“Dia pacar kamu ? cantik banget.” Puji Mr. Keihl.
“Thank you.” Michael tersenyum.
“Kalau ini istri saya, Naura.” Kata Mr. Keihl.
Sehabis menyapa Mr. Keihl dan istrinya yang sangat muda. Kami kembali duduk. Aku dan Michael tidak berbicara banyak. Aku masih belum mau berbincang dengan Michael terlalu banyak.
“Aku ke toilet dulu ya.” Aku langsung pergi ke toilet untuk merapikan riasan sekaligus menenangkan hatiku. Tiba – tiba aku sangat merindukan Chris dan ingin berada didekatnya sekarang.
Andai saja Chris berada disini sekarang pasti aku bahagia. Aku berdiri di depan cermin dan memperbaiki riasan wajahku. Aku mengambil nafas yang dalam untuk memperkuat mentalku. Aku sangat ingin untuk cepat pulang.
Aku keluar dari toilet dan hendak kembali ke tempat duduk tetapi seseorang menarik tanganku. Aku menoleh dan melihat siapa orang yang berani menarik tanganku, laki – laki itu adalah Chris.
Harapanku terkabul dengan sangat cepat. Aku tidak pernah menyangka bahwa Chris berada di lokasi yang sama denganku sekarang. Aku bahagia bukan main. Orang yang aku pikir dan rindukan mendadak muncul di hadapanku.
Chris menarik tanganku keluar dari ballroom dan gedung hotel. Sesampainya di dalam mobil Chris, ia langsung mencium bibirku secara tidak sabaran. Ia mencium leherku dengan penuh nafsu.
“Chris.”
“Diam.” Perintah Chris.
Aku menuruti permintaannya. Aku pasrah dengan apa yang akan dia buat dengan tubuhku. Chris tidak memperdulikan kaca mobilnya yang cukup terang. Ia tidak peduli jika orang menonton aku dan dia sedang b******u.
“Kamu ikut aku sekarang.” Kata Chris dengan tegas.
“Loh, tapi gimana dengan Michael ?” Tanyaku kebingungan.
“Aku tidak peduli dengan laki – laki b*****t itu. Kamu ikut aku sekarang !” Chris langsung menjalankan mobilnya.
Aku tidak tau akan dibawa kemana oleh Chris. Aku masih bingung kenapa tiba – tiba Chris ada di acara tersebut. Apakah ia memang hadir dan diundang ? Aku masih tidak menanyakan soal itu kepadanya, yang terpenting aku sangat bahagia dengan kehadirannya dan menculikku dari pesta yang membosankan itu.
Chris memarkirkan mobil di depan rumahnya dengan sembarangan. Lalu ia menggenggam tanganku dan membawaku masuk ke dalam rumahnya.
Chris menutup pintu rumahnya dengan kencang sehingga menimbulkan suara yang cukup keras. Lalu ia mencium bibirku. Chris mendorongku hingga aku terduduk di sofa. Kemudian ia membuka dress yang aku kenakan. Dan tanpa berbasa – basi dia mendorongku ke sofa, dan itu menbuatku semakin ingin memeluknya.
Ciuman Chris turun dari bibir ke leherku hingga ke pahaku. Aksinya itu membuat aku gila.
“Kalian ngapain ?” Tanya seseorang.
Suara orang itu mengagetkan kami. Chris langsung menutupi tubuhku dengan dressku yang ia pegang.
“Kyle, ngapain kamu disini ?” Tanya Chris.
“Aku baru pulang dari jerman tadi pagi. Aku bosen di apartment sendirian, jadi aku kesini deh.”
“Tapi aku gak nyangka sih kamu kesini bawa pacar.” Tambah Kyle.
“Pergi sana ke kamar.” Perintah Chris kepada Kyle.
Aku langsung bergegas untuk berpakaian.
“Kyle itu siapa ?” Tanyaku.
“Dia itu adik sepupu aku.” Jawab Chris.
“Aku aja gak tau kalau dia pulang hari ini.” Tambahnya.
“Ohh gitu.”
“Tenang aja kok, dia baik.” Chris memegang bahuku.
--
“Kyle, kenalin ini Michelle.”
“Michelle ini Kyle adik sepupu aku.” Kata Chris.
“Hai. Jadi kamu pacar barunya Chris.” Kata Kyle.
Aku bingung menanggapi perkataan Kyle bagaimana, karena jika aku mengatakan tidak aku takut Chris akan mengira aku tidak menyukainya dan jika sebaliknya aku takut Chris ingin cepat – cepat mempunyai hubungan denganku.
“Lu gak perlu kepo tentang hubungan gue.” Jawab Chris.
“Yailah, lebay banget.” Kata Kyle sambil merebahkan kepalanya di sofa.
“Ayolah, gue kepo.” Kyle mendekati abang sepupunya itu dengan maksud untuk menggoda.
“Sana ih, ngapain deket – deket.” Usir Chris.
“Hahaha.” Aku tertawa akibat tingkah mereka yang duduk didepanku ini.
“Ngomong – ngomong lu cantik deh.” Puji Kyle kepadaku.
“Iya dong.” Jawab Chris.
“Kalau kalian gak ada hubungan apa – apa, bisa dong gue deketin Michelle.” Kata Kyle lalu ia pindah duduk di sampingku.
“Enggak.” Ucap Chris dengan tegas.
“Kenapa gak boleh ? kan semua orang punya hak. Kan lu belum jadi pacar Michelle juga.”
“Bisa diem gak sih lu, heran gue.” Chris menyalakan tv.
“Mending kita nonton film.” Tambah Chris.
“Nonton apa ?” Tanyaku.
“Hmm, nonton film komedi aja. Yang itu.” Jawab Kyle sambil menunjuk kearah tv.
“Oke.” Ucap Chris.
Malam ini aku tidak menyangka akan bertemu dengan adik sepupu Chris yang bernama Kyle. Aku senang bisa mengenal anggota keluarga Chris lebih banyak lagi. Itu membuatku merasa jadi jauh lebih dekat dengannya.
Aku selalu ingin dekat dengan keluarga dari laki – laki yang dekat denganku sekarang dan akhirnya keinginanku terkabul juga. Ditambah lagi keluarga Chris sangat ramah dan baik kepadaku.
“Gimana kalau kapan – kapan kita double date ?” Ajak Kyle.
“Double date ? emang lu punya pacar ?” Tanya Chris.
“Ya punya dong, emang lu doang yang punya cewek. Gue juga dong. Apalagi gue ganteng kayak gini pasti banyak yang naksir.” Jawab Kyle dengan penuh keangkuhan.
“Boleh juga tu. Kapan ?” Aku tertarik dengan ajakan Kyle.
“Kapan ya ? nanti gue kabarin deh.”
“Oke.” Kata Chris.
Malam ini aku memutuskan untuk menginap di rumah Chris. Semenjak sering bermalam dengan Chris rasanya telalu berat untuk tidur sendirian. Aku ingin bisa melihat wajahnya yang manis setiap aku bangun tidur di pagi hari.
Kyle sudah ke kamarnya terlebih dulu. Sedangkan aku dan Chris masih menonton film di ruang tv. Dengan ditemani oleh selimut dan pop corn kami berdua masih tahan untuk tidak tidur.
Kami menonton film komedi romantis, genre kedua kesukaan kami setelah horror. Saat kami tidak mau merasakan tegang kami memilih untuk menonton film komedi romantis ketimbang genre lain.
Aku sangat senang ketika menemukan laki – laki yang memiliki selera film yang sama denganku. Tidak banyak pria yang suka dengan film romantis. Kebanyakan dari mereka menyukai film action dan sci-fi.
“Abis nonton film, kita mau ngapain ya ?” Tanyaku.
“Hmm. Gimana kalau kita nyantai di halaman rumahku. Mau gak ?” Ajak Chris.
“Ih, iya ya. Aku belum pernah duduk – duduk di halaman rumah kamu. Jadi penasaran deh.” Kataku.
Beberapa menit kemudian aku dan Chris bersantai di Jacuzzi. Aku menyandar di bahu Chris sambil merangkulnya. Lalu Chris menciumku dengan lembut. Aku duduk di pangkuannya dan melingkarkan tanganku di lehernya.
“Udah lama aku gak ngerasain pelukan yang bikin aku nyaman kayak sekarang.” Kata Chris sambil mencium keningku.
“Iya sama aku juga. Aku suka banget kalau kamu ada didekat aku. Hati aku tentram rasanya. Aku suka banget. Aku gak mau kalau kamu jauh – jauh dari aku.” Aku memeluk Chris.
“Kalau gitu jangan pergi dari aku dong.” Kata Chris.
“Iya, gak akan.”
Chris membuka kacamata yang aku kenakan.Wajahku sudah tidak terhalang oleh kacamata lagi. Lalu ia mencium pipiku dan memegang pipiku dengan cukup lembut. Aku memegang wajah Chris dengan kedua tanganku. Tanpa berbasa – basi aku mencium bibirnya yang menggoda sedari tadi.
Chris langsung menatap mataku dengan penuh gairah. Lalu ia memejamkan matanya menikmati ciuman yang aku berikan. Kali ini giliran aku yang mengontrol permainan kami.
“Good girl.” Kata Chris.
Aku memeluk Chris erat sehingga merasakan sesak di dadaku. Aku memejamkan mata untuk menikmati rasa nyaman luar biasa yang aku rasakan. Aku sangat menyukai milik Chris.
“Aku nyaman banget dengan pelukan kamu” Bisikku.
Kemudian aku merebahkan badanku di badannya. Aku semakin memeluknya erat seakan takut kehilangan. Chris meraba punggungku dan menyentuhku. Kami berdua tidak peduli jika Kyle menyaksikan kemesraan kami berdua.
“Aku paling suka dengan pelukkan kamu.” Kata Chris.
Chris menggendongku dan mendudukkanku di lantai pinggir kolam renang. Sekarang ia berada di sampingku, kamu menikmati langit yang indah.
“Chris.” Panggilku.
Chris merangkulku. Dengan keberadaan Chris, membuatku bisa meninggalkan goresan luka di hatiku yang dulu sangat susah dihilangkan.
Aku menggesek kedua telapak tanganku untuk merasakan hangat, Chris memegang tanganku dan ikut menggesek tanganku agar aku bisa lebih hangat dan nyaman. Lalu Ia memegang wajahku dengan kedua tanganku. Aku merasakan wajahnya yang sudah sukses membuatku jatuh cinta.
“I like it your face so much.” Kataku.
Chris tersenyum dan menghangatkan diriku. Aku tidak kuat kalau gak pake payung.
"Aku boleh nyium kamu gak sih ?" Tanyaku.
Sehabis kemesraan ituuselesai, aku dan Chris membaringkan tubuhku di tempat tidur empuk milik Chris. Kami berdua berpelukan di dalam balutan selimut.
“I want you to be mine, Michelle.” Ucap Chris