Vado menarik nafas dalam, lalu membuangnya cukup kasar melalui mulut. Memasukkan kedua tangan disaku celana, menunduk. Ada yang terasa perih mendengar penuturan anaknya. Ia tau, sudah sejak lama Lexi terluka dengan kesibukan mereka ; dia dan Lyli. Dia juga sudah sangat sering mengingatkan Lyli untuk lebih sering dirumah, melakukan tugas seorang ibu pada umumnya. Namun ... yah, kalian taulah. Kesibukan seorang model, dan Lyli sudah tergabung dipergaulan yang salah. “Lex,” suara serak Lyli disertai isakan kecil membuat Vado mengangkat kepala. Di lihatnya istrinya yang jongkok, tepat disamping Lexi, mengelus bahu yang bergetar itu. Bahkan Lyli berusaha memeluk anak lelaki mereka satu-satunya. “Maafin mommy, sayang. Maaf, maaf ....” lalu bahu Lyli makin bergetar. Detik berlalu, tak ada re