“Sayang, aku mau ketemu mas Iklan.” Pinta Gita.
Wajah sendu Lexi berubah sedikit menegang. Menatap Gita dengan sangat tak percaya. Tangan yang mengelus lengan itu ditarik kembali. Diam menatap wanita yang masih sibuk mengusap kedua mata.
“Kenapa? Kenapa lo pen ketemu sarung?”
“Seperti apa pun dia, dia wajib tau kabar ini.” mengelus perutnya dengan sangat hati-hati. “Yang lahir itu adalah buah hati kami berdua. Jadi ... mas Iklan wajib tau tentang anaknya yang udah lahir.”
Lexi menyentak nafas kasar, berkacak pinggang, membuang muka. Ada kecewa karna Gita masih aja inget lelaki itu. tapi ... ya memang Iklan lebih lama hidup dengannya.
“Sayang,”
“Hiu, gue bisa jadi bapak yang baik buat berudu. Kenapa lo masih ingat si sarung sih?!” kesalnya.
Air mata Gita kembali menetes, cepat ia men
