Pyaarr! Gelas tinggi langsing yang harganya fantastis itu jatuh. Membuat jus mangga yang masih utuh itu bercecer. Lantai marmer yang baru beberapa jam lalu di pel oleh Gita, kini sudah kembali kotor dan tentu sangat tak enak dipandang. “Astaga, gelas koleksiku,” Lyli beranjak dari duduk, menatap gelas yang telah menjadi beberapa kepingan. Wita menutup mulut yang membulat, lengkap kedua bola mata yang hampir keluar dari kelopaknya. Berdiri, menatap Gita yang diam, menunduk, menatap tumpahan jus buatannya. “Yaampun, kamu kan bisa hati-hati.” Seru Wita, sewot. “Aku tau kamu ini lagi hamil, tapi nggak sepantasnya juga kamu ceroboh seperti ini.” Lyli ngomel dengan telunjuk yang menuding ke Gita. Gita masih dengan wajah santainya. Menatap Lyli tanpa rasa bersalah sedikit pun. Ya, karna dia