Part 12

2018 Kata

Nayara lelah menangis. Matanya tak hanya berubah menjadi panda tapi lebih mengerikan lagi. Meskipun dia seorang mua, bukan berarti ia bisa menutupi mata panda itu seenaknya. Karena kadang ia juga malas memakai riasan tebal. Lebih baik dompet yang tebal, pikirnya. Nayara memandang dirinya dari pantulan cermin. Masih teringat jelas bagaimana ia memohon restu pada ibunya tentang hubungan ini dan beliau tetap menolak. Apa mungkin ibunya sudah tahu kelakuan b***t Devon? Atau mungkin ada hal lain yang diketahui ibu, tapi dia tidak tahu? Nayara memantapkan hati. Ia melangkahkan kakinya menuju tempat yang tertera di sebuah kertas. Ya, kertas itu berisi sebuah nama yang akan membawa dia pada kebahagiaan. Menambah sebuah kebahagiaan, bukan? Nayara turun dari mobil. Membawa kertas itu pada seorang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN